Selasa 15 Jun 2021 19:09 WIB

Erick Thohir Ingin Penugasan untuk BUMN Layak Secara Bisnis

Penugasan yang layak secara bisnis tentu akan menjadi keuntungan bagi BUMN.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Menteri BUMN Erick Thohir.
Foto: Tangkapan layar
Menteri BUMN Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan upaya meningkatan investasi pada BUMN memiliki sejumlah tantangan. Salah satunya terkait penugasan yang diberikan kepada BUMN.

Menurut Erick, cukup banyak kegiatan yang ada di BUMN sebagai penugasan, namun tidak pernah dijabarkan secara rinci mengenai penugasan yang layak secara bisnis. Hal ini penting mengingat BUMN merupakan sebuah korporasi yang dituntut dapat meraih keuntungan dalam setiap proses bisnis.

Erick mengaku telah berdiskusi dengan banyak kementerian dan lembaga mengenai penugasan BUMN. "Kemarin kita memberanikan diri membuat peraturan ketika kita bicara penyertaan modal negara (PMN) karena penugasan, ini beban siapa, apakah ini beban kementerian atau lembaga yang menugaskan," ujar Erick dalam webinar bertajuk "Kebijakan Pemerintah, Peluang, Tantangan, dan Kepemimpinan di Masa dan Pascapandemi Covid-19" di Jakarta, Selasa (15/6).

Erick menyebut penugasan yang memang layak secara bisnis tentu akan menjadi keuntungan bagi BUMN. Pada akhirnya, hal tersebut mendorong peningkatan kinerja BUMN yang juga berdampak pada kenaikan jumlah dividen kepada negara. Erick juga tak ingin sisi penugasan dimanfaatkan oknum di BUMN untuk meraih keuntungan pribadi.  

"Kami di sini juga berupaya jangan sampai para pimpinan yang di BUMN ini karena ketidakjelasan yang tadi malah ambil keuntungan, artinya ini proyek-proyek yang harus dijalankan, ini kita tidak mau," ungkap Erick. 

Erick mengatakan BUMN juga sangat terimbas pada regulasi yang diterbitkan masing-masing kementerian terkait. Erick meminta regulasi kementerian teknis bisa lebih ramah dan suportif kepada BUMN. Persoalan data lagi-lagi menjadi sorotan Erick.

"Contoh misalnya ketika kita ingin memperbaiki pangan, tidak mungkin bisa tanpa ada data yang jelas. Kita sudah selesaikan holding pangan dan mergerkan, tapi data berapa lahan yang kita harus garap, tidak mungkin kami melakukan investasi dalam kegelapan. Hal ini yang memang menjadi tantangan," ungkap Erick. 

Erick berharap dengan kualitas data yang baik akan mendorong BUMN menjalani proses bisnis yang baik. Erick mengaku selalu menekankan kepada BUMN untuk melalui proses bisnis yang baik. Erick juga meminta BUMN untuk berpandangan jauh ke depan dalam menggarap setiap aksi penugasan. 

"Ketika kita ditugaskan membangun, misalnya sebuah rumah sakit, terlepas ini ada Covid-19, tetap investasinya harus dihitung efisiensinya dihitung, dan sesudah Covid-19 akan diapakan supaya ada yang namanya keberlanjutan investasi," kata Erick menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement