REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan awal pekan ini, Senin (14/6). IHSG menguat ke level 6.110,79 dan terus naik 0,44 persen ke level 6.122,04.
Sejumlah saham perbankan menjadi yang paling banyak diborong asing. Saham-saham tersebut diantaranya milik PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan juga PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).
Sejalan dengan pergerakan IHSG, bursa saham utama AS juga mengalami penguatan pada perdagangan semalam. Wall Street kompak menguat tipis dengan DJI naik 0,04 persen, S&P 500 naik 0,19 persen dan Nasdaq naik 0,35 persen.
Selain terpengaruh Wall Street, Phillip Sekuritas Indonesia menyampaikan, pergerakan IHSG juga akan mendapat pengaruh dari sentimen global. Di pasar obligasi global, imbal hasil (yield) atas surat utang Pemerintah AS, Jepang, dan negara Eropa bergerak turun karena investor mulai menerima kebijakan moneter super longgar yang dijalankan oleh bank sentral besar di dunia.
Berkaitan dengan kebijakan moneter, pekan ini akan menjadi minggu yang sibuk karena bank sentral di lima benua akan melakukan pertemuan kebijakan. "Sehingga beberapa hari ke depan mungkin akan menjadi penentu arah kebijakan moneter global untuk tahun ini," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Senin (14/6).
Pada Rabu (16/6) mendatang, keputusan suku bunga akan diumumkan di Brasil dan AS disusul hari berikutnya di Indonesia, Taiwan, Norwegia, Swiss, Turki, dan Mesir. Bank Sentral Jepang akan mengumumkan keputusan suku bunga pada Jumat (18/6).
Selain keputusan suku bunga, pekan ini juga akan di penuhi oleh rilis sejumlah data ekonomi penting dari AS seperti Industrial Production dan Retail Sales & PPI. China juga akan mengumumkan data terkait Retail Sales, Industrial Production dan Fixed Asset Investment.
Dari sisi geopolitik, menurut riset, investor akan memantau beberapa peristiwa penting pekan ini seperti pertemuan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), pertemuan puncak Uni Eropa dan AS di Brussels dan pertemuan antara Presiden Joe Biden dan Presiden Vladimir Putin di Jenewa.
Selain itu, investor juga menantikan langkah Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, yang harus memutuskan apakah akan tetap melanjutkan ke tahap akhir proses pembukaan kembali ekonomi Inggris di akhir bulan ini.
Di pasar komoditas, harga minyak mentah dunia naik ke level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir dan mencatatkan kenaikan mingguan selama tiga kali beruntun, didorong oleh prospek permintaan global yang membaik.