Jumat 04 Jun 2021 21:49 WIB

Pencemaran Danau Maninjau, Menteri KKP Tawarkan Alternatif

Ini untuk pengalihan mata pencarian masyarakat dari danau ke darat.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Fuji Pratiwi
Keramba jaring apung (KJA) di Danau Maninjau, Nagari Koto Malintang, Kabupaten Agam, Sumatra Barat (ilustrasi). Menteri KKP menawarkan alternatif perikanan darat bagi nelayan KJA di Danau Maninjau untuk mengurangi pencemaran danau akibat sisa pakan ikan.
Foto: Antara
Keramba jaring apung (KJA) di Danau Maninjau, Nagari Koto Malintang, Kabupaten Agam, Sumatra Barat (ilustrasi). Menteri KKP menawarkan alternatif perikanan darat bagi nelayan KJA di Danau Maninjau untuk mengurangi pencemaran danau akibat sisa pakan ikan.

REPUBLIKA.CO.ID, AGAM -- Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono melakukan kunjungan dan melihat secara langsung kondisi Danau Maninjau di Kabupaten Agam, Sumatra Barat, kemarin. Kunjungan ini untuk melihat kondisi Danau Maninjau yang sudah tercemar akibat terlalu banyak aktivitas usaha ikan keramba

Tercemarnya danau itu akibat sisa pakan ikan Keramba Jaring Apung (KJA) yang menumpuk dan jadi sedimentasi di dasar danau tersebut. Trenggono menawarkan nelayan KJA untuk melakukan budidaya ikan air tawar di darat dengan sistem kolam.

Baca Juga

"Ini untuk pengalihan mata pencarian masyarakat dari danau ke darat, karena budidaya ikan air tawar di darat juga sangat bagus untuk menunjang perekonomian," kata Trenggono, melalui siaran pers yang diterima Republika, Jumat (4/6).

Ia menambahkan, Pemkab Agam harus menyediakan lahan untuk alternatif bagi nelayan di Danau Maninjau. Trenggono berjanji akan menurunkan tim guna mengkaji kondisi lokasi dalam pengembangan budidaya ikan itu.

Karena bila nelayan dialihkan ke profesi bidang pertanian, berdagang, dan lainnya maka mereka akan sulit beradaptasi.

Sementara itu, Bupati Agam Andri Warman menyebutkan, Pemkab Agam akan coba menyikapi solusi yang diberikan Menteri KKP itu. Masukan itu kita bahas dan akan kita sikapi demi penyelamatan danau," kata Andri.

Andri menyebut, Danau Maninjau merupakan ikon di Sumatra Barat. Bahkan di tahun 80-an kawasan Danau Maninjau menjadi salah satu magnet wisatawan asing ke Sumbar. Namun, sejak tahun 90-an hingga sekarang dengan berkembangnya KJA, kunjungan wisatawan menurun drastis karena air danau tercemar akibat sisa pakan ikan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement