Jumat 21 May 2021 16:44 WIB

Harga Pertamax Makin Kompetitif Dibanding Kompetitor

Pertamina juga menjalankan program BBM Satu Harga.

Petugas mengisi BBM jenis Pertamax di Pertashop (Pertamina Shop) Desa Mambalan, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Ahad (28/3/2021). Bisnis mendirikan outlet mini atau Pertashop di lokasi pedesaan yang menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax dan LPG non subsidi yang harganya sama dengan SPBU saat ini menjadi peluang usaha yang mulai diminati di Lombok.
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Petugas mengisi BBM jenis Pertamax di Pertashop (Pertamina Shop) Desa Mambalan, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Ahad (28/3/2021). Bisnis mendirikan outlet mini atau Pertashop di lokasi pedesaan yang menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax dan LPG non subsidi yang harganya sama dengan SPBU saat ini menjadi peluang usaha yang mulai diminati di Lombok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) terus memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen. Untuk urusan harga jual BBM produk Pertamina makin kompetitif.   

Dari data yang diambil di sejumlah SPBU, harga BBM yang ditawarkan oleh Pertamina secara umum belum mengalami perubahan yakni BBM jenis Premium Ron 88 masih Rp6.450 per liter, Pertalite RON 90 Rp7.650, Pertamax RON 92 Rp9.000, Turbo RON 98 Rp9.850, Bio Solar CN 48 Rp5.150, Dexlite CN 51 Rp9.500 dan Perta Dex CN 92 Rp10.200. Menariknya, harga BBM Ron 92 Pertamina dibanding pemain lain lebih murah. Dari data reportase melalui sejumlah SPBU didapat temuan bahwa harga SPBU Vivo dengan jenis BBM Revvo 89 menawarkan harga Rp 7.390, Revvo 90 Rp 10.425, Revvo 92 Rp 10.480 dan Revvo 95 Rp 9.950.

Sementara Shell menawarkan harga yakni Shell Reguler Rp 10.520, jenis Super Rp 10.580, V-Power Rp 11.050, Nitro+ Rp 11.280 dan Diesel Rp 10.590. Sedangkan BP menawarkan harga dengan BP 90 Rp 10.525, BP 92 Rp 10.575, BP 95 Rp 11.050 dan Diesel 51 Rp 10.300.

Bisa dibilang, berbagai produk BBM yang ditawarkan Pertamina saat ini lebih murah. Direktur Eksekutif Energi Watch Mamit Setiawan menegaskan, harga yang ditawarkan Pertamina khususnya harga Pertamax yang  lebih murah ketimbang kompotitor lainnya bukti untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

"Ini membuktikan bahwa Pertamina sebagai BUMN sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat dengan memberikan harga yang murah. Hal ini juga sebagai upaya dari Pertamina untuk mengelola harga sedemikian rupa sehingga mampu bersaing," kata Mamit ketika dihubungi wartawan, Rabu (19/5).

Tujuan dari Pertamina, kata Mamit, tak lain untuk melalukan efisiensi dan upaya-upaya lain meskipun harga lebih murah, tetapi tetap masih ada keuntungan yang didapatkan tanpa harus mengurangi kualitas dari produk Pertamax yang dihasilkan. "Justru ditengah tuntutan perkembangan zaman dan persaingan yang terbuka dengan SPBU swasta, Pertamina terus berinovasi terkait keunggulan Pertamax dibandingkan kompetitor lainnya," beber dia.

Dengan menggunakan Pertamax, maka bisa dipastikan jarak tempuh kendaraan akan semakin jauh dan irit, karena ini merupakan keandalan dari Pertamax. Dampak yang lain juga, kata Mamit, pastinya kondisi mesin akan semakin awet dan tidak perlu sering-sering untuk ke bengkel melakukan perawatan.

"Hal ini sangat membantu konsumen, karena biaya perawatan berkurang serta tidak perlu sering-sering mengisi BBM karena jarak tempuh lebih jauh dan irit," ungkap dia.

Terkait penggunaan BBM RON tinggi yang semakin besar, kata Mamit, Pertamina harus terus melakukan sosialisasi manfaat dari penggunaan BBM RON tinggi. Untuk itu, saran Mamit, Pertamina perlu menggandeng komunitas-komunitas kendaraan bermotor baik roda 2 maupun roda 4 dalam upaya sosialisasi kepada pengguna.

"Selain itu, Pertamina juga harus melakukan berbagai macam gimmick atau undian agar masyarakat beralih ke BBM RON tinggi seperti saat ini dilakukan dengan program potongan 300/liter apabila menggunakan aplikasi MyPertamina," ucapnya.

Upaya-upaya itu, lanjut Mamit, harus diteruskan dan dijaga serta dikembangkan dengan inovasi-inovasi lain, sehingga semakin menarik bagi konsumen. Hal yang tidak kalah penting adalah pelayanan di SPBU harus semakin di tingkatkan. Kemudian, takaran juga harus semakin pas mengingat pengguna BBM RON tinggi saat ini adalah kelas menengah ke atas yang cukup kritis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement