Selasa 27 Apr 2021 14:03 WIB

Raksasa Energi Terbarukan China Segera IPO Tahun Ini

Perusahaan energi terbarukan China ini berencana menjual hingga 8,57 miliar saham.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Energi terbarukan/ilustrasi. Perusahaan energi terbarukan China, China Three Gorger Renewables Group berencana menggelar penawaran umum perdana (IPO).
Foto: abc
Energi terbarukan/ilustrasi. Perusahaan energi terbarukan China, China Three Gorger Renewables Group berencana menggelar penawaran umum perdana (IPO).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China Three Gorger Renewables Group berencana menggelar penawaran umum perdana (IPO). Apabila terlaksana, IPO perusahaan energi terbarukan asal China tersebut akan menjadi yang terbesar pada tahun ini di negaranya. 

China Three Gorges Renewables berencana menjual hingga 8,57 miliar saham di bursa efek Shanghai. Namun tidak disebutkan secara rinci dalam prospektus berapa target dana yang akan dikumpulkan dari aksi korporasi besar itu. 

Baca Juga

Meski demikian, China Three Gorges Renewables pada tahun lalu sempat mengumumkan bahwa perusahaan berupaya mengumpulkan dana segar senilai 3,85 miliar dolar AS atau setara Rp55,80 triliun. 

Dana IPO yang terkumpul nantinya diperkirakan akan melampaui IPO milik Tianneng Battery Group Co. Pada Januari 2021, perusahaan tersebut menggelar IPO dengan dana yang terhimpun saat itu mencapai 697 dolar AS. 

Penerbitan saham dijadwalkan mulai 10 Mei mendatang. Perusahaan akan menggunakan dana hasil IPO tersebut untuk mendanai proyek pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai, terutama untuk proyek yang dikerjakan pada tahun ini.

China Three Gorges Renewables merupakan akan usaha dari sebuah perusahaan pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia dan perusahaan energi bersih terbesar di China. Total aset unit energi terbarukannya, terutama pembangkit tenaga surya dan angin, serta pembangkit listrik tenaga air kecil, bernilai lebih dari 140 miliar yuan.

Rencana IPO ini muncul karena ambisi China untuk memproduksi energi. Negara tersebut menargetkan puncak emisi karbon pada tahun 2030 dan netralitas karbon pada tahun 2060. 

Instalasi pembangkit listrik tenaga angin di negara tersebut telah mencapai rekor dua kali lipat pada tahun 2020. Sedangkan instalasi pembangkit tenaga surya diperkirakan akan mencapai rekor tahun ini. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement