Kamis 22 Apr 2021 20:58 WIB

PGN Punya Sosok Kartini Srikandi Energi

Perempuan tidak perlu merasa terkekang atau merasa terintimidasi lagi

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Budi Raharjo
Petugas mengisi bahan bakar gas pada bajaj di SPBG PGN Klender, Jakarta, Rabu (22/4/2020).
Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA
Petugas mengisi bahan bakar gas pada bajaj di SPBG PGN Klender, Jakarta, Rabu (22/4/2020).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Antrean puluhan bajaj per jam di SPBG Ketapang, Jakarta sepertinya sudah menjadi pemandangan sehari-hari bagi Masnila Trisna atau yang biasa disapa Awi. Sudah hampir 5 tahun ini, Awi, Sales Area Head Jakarta I PT Gagas Energi Indonesia (Gagas) yang sekaligus merupakan penanggung jawab SPBG Ketapang ini mengoperasikan satu dari 12 SPBG yang dikelola oleh Gagas yang merupakan bagian dari Sub Holding Gas PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).

Tidak hanya bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan pengguna Gasku, Awi juga harus bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan energi gas bumi bagi pelanggan Gagas di sektor komersial dan industri wilayah Jakarta Barat hingga Tangerang melalui Gaslink. Bukan hal mudah untuk dapat mengoperasikan SPBG dan tetap melayani kebutuhan pelanggan baik pelanggan transportasi, industri maupun komersial.

Terutama di industri minyak dan gas yang saat ini masih didominasi oleh laki-laki. Bagaimana SPBG dapat beroperasi, kendala teknis dan operasional yang mungkin dihadapi, permasalahan sosial di lapangan hingga aspek komersial harus dikuasi oleh Ibu muda berusia 30 tahun ini.

Selain itu, bagaimana memposisikan diri sebagai leader sekaligus teman bagi para anggota tim juga menjadi concern utama. “Walaupun jadi lupa rasanya pakai high heels karena selalu di lapangan, tetapi ada kebanggaan tersendiri melihat saya dan tim bisa menyalurkan energi baik untuk para pelanggan,” lanjutnya.

Muhammad Hardiansyah, Direktur Utama Gagas menyampaikan semangat Kartini yang dapat berkarya dengan segala keterbatasan yang dihadapi oleh perempuan saat itu sangat menginspirasi. Perempuan tidak perlu merasa terkekang atau merasa terintimidasi lagi dengan pekerjaan-pekerjaan yang mungkin selama ini masih didominasi oleh pekerja laki-laki seperti industri minyak dan gas.

“Walaupun saat ini pekerja perempuan Gagas masih 32 persen dari total pekerja yang ada, tetapi kesempatan berkarir dan berkembang disini sama, bahkan 4 dari 8 posisi Vice President (VP) di Gagas saat ini dijabat oleh pekerja perempuan. Selain itu saya juga sangat mengapresiasi pekerja perempuan terlebih di kondisi pandemi saat ini, karena selain bekerja dengan segala keterbatasan dan protokol yang harus dipatuhi di lapangan, mereka juga memiliki kewajiban untuk tetap menjaga keluarga di rumah,” ungkapnya.

Selain Awi, di SPBG paling timur yang dikelola oleh Gagas saat ini ternyata juga dinahkodai oleh seorang srikandi. Miranti Dyah Pramesti atau Miranti adalah sosok Srikandi Energi di balik SPBG Ngagel, Surabaya.  

Miranti memimpin 20 orang pekerja di SPBG Ngagel dan bersama-sama bekerja untuk memenuhi kebutuhan energi gas bumi untuk pelanggan Gagas di wilayah Surabaya, Gresik, Lamongan hingga Tuban.

“Menjadi seorang Ibu dan wanita karir, memang cukup menantang. Terlebih bekerja di lapangan yang didominasi oleh laki-laki dan berkecimpung di dunia teknik yang awalnya cukup asing," ungkap Miranti.

“Tetapi seperti kata-kata Kartini yang menginspirasi saya, “AKU MAU – itu membuat kita mudah mendaki puncak gunung, dan “AKU TIDAK BISA” – itu melenyapkan rasa berani, itulah yang membuat saya yakin mau dan bisa untuk terus berkarir disini tanpa melupakan kewajiban sebagai seorang Ibu,” tutupnya.

Awi dan Miranti adalah salah satu contoh Srikandi Energi yang turut meneruskan perjuangan dan semangat Kartini di masa kini. Keduanya mampu berkarya dan berprestasi untuk tetap dapat menyalurkan energi baik gas bumi dalam situasi apapun termasuk di tengah kondisi pandemi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement