REPUBLIKA.CO.ID, HANOI -- Bank sentral Vietnam menegaskan kembali kebijakan manajemen nilai tukarnya sejalan dengan tujuan ekonomi lainnya. Hal tersebut dilakukan setelah Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) menghapus Vietnam dari daftar manipulator mata uang.
Dilansir Bloomberg, Ahad (18/4), Bank Negara Vietnam mengatakan kebijakan moneternya tidak dimaksudkan untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang tidak adil dalam perdagangan internasional. Kebijakan moneter Vietnam dimaksudkan untuk mengendalikan inflasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Bank Negara Vietnam telah menerapkan langkah-langkah untuk meningkatkan fleksibilitas nilai tukar sambil mempertahankan pasar mata uang asing secara stabil. Departemen Keuangan AS telah mencatat perkembangan positif di pasar mata uang asing Vietnam dan kinerja bank sentral.
Para pemimpin tertinggi Vietnam telah menjadikan penyelesaian perdagangan dan ketegangan mata uang dengan AS yang merupakan pasar ekspor tunggal terbesarnya sebagai prioritas utama.
AS pada Jumat (16/8) lalu telah menahan diri dari menunjuk mitra dagang mana pun sebagai manipulator mata uang dalam laporan kebijakan valuta asing pertama pemerintahan Biden. Bahkan ketika Swiss, Taiwan, dan Vietnam memenuhi ambang batas untuk label tersebut.
Bank sentral Vietnam mengatakan akan terus bekerja secara pro-aktif pada masalah-masalah yang menjadi perhatian AS untuk memastikan hubungan perdagangan yang berkelanjutan dan harmonis.