Jumat 16 Apr 2021 12:55 WIB

Tambak Berkelanjutan Hasilkan Udang Berkualitas Ekspor

Tambak menerapkan prinsip cara berbudidaya yang baik.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto mengatakan percontohan klaster tambak udang yang digagas KKP di Kecamatan Kertajadi, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat membuahkan hasil maksimal. Hasil panen perdana tambak ini mencapai 30 ton dan udang yang dihasilkan berkualitas ekspor.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto mengatakan percontohan klaster tambak udang yang digagas KKP di Kecamatan Kertajadi, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat membuahkan hasil maksimal. Hasil panen perdana tambak ini mencapai 30 ton dan udang yang dihasilkan berkualitas ekspor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto mengatakan percontohan klaster tambak udang yang digagas KKP di Kecamatan Kertajadi, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat membuahkan hasil maksimal. Hasil panen perdana tambak ini mencapai 30 ton dan udang yang dihasilkan berkualitas ekspor. 

Slamet menyampaikan produksi udang vaname di percontohan tambak klaster di Cianjur selama ini menerapkan prinsip cara berbudidaya yang baik (CBIB) sehingga kualitas udang yang dihasilkan terjamin.

"Sudah berkualitas ekspor karena sudah memenuhi persyaratan dari sistem cara budidaya ikan yang baik. Biosecurity-nya, traceability-nya, yaitu bisa ditelusuri benihnya dari mana, sudah berserifikat atau belum, bebas penyakit atau tidak. Demikian juga pakannya sudah terdaftar. Ini semua sudah memenuhi persyaratan food safety, food security," ujar Slamet dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (16/4).

Slamet menjelaskan percontohan tambak klaster di Kecamatan Kertajadi luasnya sekitar empat hektare terdiri atas 15 kolam. Total panen diperoleh sekitar 30 ton dengan nilai sekitar Rp 2,1 miliar. Tambak ini dikelola oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Mandiri dengan pengawalan teknologi dari Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang.

Slamet berharap keberhasilan percontohan tambak klaster ini menumbuhkan minat masyarakat Cianjur khususnya yang ada di pesisir selatan, untuk menekuni budidaya udang. Sebab tidak hanya potensi pasarnya yang besar, proses produksinya juga lebih mudah lantaran sudah ada teknologi pendukung.

Kata Slamet, KKP siap memberikan pendampingan teknis kepada masyarakat yang ingin terjun ke bidang ini. Selain itu, pihaknya memiliki program pinjaman modal berbunga ringan melalui Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP) yang dapat diakses oleh masyarakat.

"Kita punya misi bahwa tambak udang yang kita buat ini dicontoh masyarakat hingga berkembang secara berkelanjutan baik dari sisi ekosistem, lingkungan maupun berkelanjutan secara sosial ekonomi," ungkap Slamet.

Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono meminta jajarannya menggenjot produktivitas udang nasional. Peningkatan produksi sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat. Produktivitas ini harus dibarengi dengan prinsip keberlanjutan sehingga kelestarian lingkungan tetap terjaga.

Selain di Cianjur, KKP membangun empat percontohan klaster tambak udang vaname sepanjang tahun 2020. Tersebar di Buol (Sulawesi Tengah), Sukamara (Kalimantan Tengah), Lampung Selatan (Lampung) dan di Aceh Timur (Aceh). Sementara untuk tahun ini, akan dibangun lima lagi di Pemalang (Jawa Tengah), Kutai Kartanegara (Kaltim), Aceh Tamiang (Aceh), Takalar (Sulsel) dan Sumbawa (NTB).

"Sejak awal kita membuat konstruksi (tambak) melibatkan masyarakat. Dengan peningkatan kapasitas SDM masyarakat dari BLUPPB Karawang. Nanti pun tetap kita bina, jangan sampai mereka kendor tidak disiplin. Ini baru satu siklus, masih panjang perjalanan ini," imbau Slamet.

Sebagai informasi, percontohan tambak udang klaster di Desa Cidaun ini merupakan kolaborasi KKP dengan Perum Perhutani. KKP menyiapkan infrastruktur dan bimbingan teknis, sementara Perhutani menyediakan lahan. 

Anggota Komisi IV DPR Endang Setyowati yang turut serta dalam kegiatan panen mengapresiasi dukungan yang diberikan KKP dan Perhutani kepada masyarakat. Program tambak udang ini terbukti mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Desa Cidaun dan sekitarmya. 

"Saya sangat bangga dengan sinergitas KKP dan Perhutani. Karena di sinilah letak pemberdayaan ekonomi lokal sebagai penyangga ekonomi nasional," ujar Endang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement