REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona negatif pada perdagangan hari ini, Selasa (13/4). IHSG kembali melanjutkan pelemahan setelah kemarin ditutup koreksi sebesar 2 persen di level 5.944,52.
Pagi ini, IHSG dibuka di zona merah dan terus melemah hingga ke level 5.897,92. Sementara itu, indeks saham di Asia pagi ini mayoritas dibuka naik setelah indeks saham utama di Wall Street semalam berakhir turun tipis.
Phillip Sekuritas Indonesia menyebut pergerakan pasar saham hari ini masih mendapat pengaruh dari musim laporan keuangan pada kuartal I 2021 di Amerika Serikat (AS). Perbankan kemungkinan akan menjadi industri pertama yang melaporkan lonjakan profotabilitas, sejalan dengan proses pemulihan ekonomi.
"Investor menilai kinerja sektor perbankan sudah kembali normal, terlihat dari maraknya aksi korporasi seperti pembagian deviden dan pembelian kembali saham (buyback)," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Selasa (13/4).
Menurut riset, pasar juga menantikan rdata inflasi AS bulan maret yanh dirilis nanti malam. Indeks Harga Konsumen (HK) atau Consumer Price Index (CPI) diprediksi tumbuh lebih dari 2 persen yoy untuk pertama kali sejak Februari 2020 sehingga dapat memicu kenaikan imbal hasil (yield) di pasar obligasi.
Para pejabat AS, termasuk Gubernur The Fed Jerome Powell menekankan bahwa meskipun inflasi diyakini akan melonjak pada beberapa bulan mendatang, fenomena ini hanya akan bersifat sementara akibat perbandingan dengan laju inflasi di periode awal pandemi tahun lalu serta tambahan belanja konsumen yang di dorong oleh dana bantuan langsung tunai.
"Dari Asia, investor menantikan rilis data Neraca Perdagangan China di bulan Maret," tulis riset.
Di pasar obligasi, yield naik tipis setelah lelang surat utang Pemerintah AS berjalan mulus. Acara lelang surat utang Pemerintah AS (US Treasury) bertenor 3 tahun dan 10 tahun menarik permintaan yang cukup banyak.
Surat utang ini adalah bagian dari utang senilai 270 miliar dolar AS yang akan dilelang minggu ini. Investor menilai acara lelang minggu ini sebagai barometer terkini dari appetite investor atas surat utang Pemerintah AS.
JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona negatif pada perdagangan hari ini, Selasa (13/4). IHSG kembali melanjutkan pelemahan setelah kemarin ditutup koreksi sebesar 2 persen di level 5.944,52.
Pagi ini, IHSG dibuka di zona merah dan terus melemah hingga ke level 5.897,92. Sementara itu, indeks saham di Asia pagi ini mayoritas dibuka naik setelah indeks saham utama di Wall Street semalam berakhir turun tipis.
Phillip Sekuritas Indonesia menyebut pergerakan pasar saham hari ini masih mendapat pengaruh dari musim laporan keuangan pada kuartal I 2021 di Amerika Serikat (AS). Perbankan kemungkinan akan menjadi industri pertama yang melaporkan lonjakan profotabilitas, sejalan dengan proses pemulihan ekonomi.
"Investor menilai kinerja sektor perbankan sudah kembali normal, terlihat dari maraknya aksi korporasi seperti pembagian deviden dan pembelian kembali saham (buyback)," tulis Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Selasa (13/4).
Menurut riset, pasar juga menantikan rdata inflasi AS bulan maret yanh dirilis nanti malam. Indeks Harga Konsumen (HK) atau Consumer Price Index (CPI) diprediksi tumbuh lebih dari 2 persen yoy untuk pertama kali sejak Februari 2020 sehingga dapat memicu kenaikan imbal hasil (yield) di pasar obligasi.
Para pejabat AS, termasuk Gubernur The Fed Jerome Powell menekankan bahwa meskipun inflasi diyakini akan melonjak pada beberapa bulan mendatang, fenomena ini hanya akan bersifat sementara akibat perbandingan dengan laju inflasi di periode awal pandemi tahun lalu serta tambahan belanja konsumen yang di dorong oleh dana bantuan langsung tunai.
"Dari Asia, investor menantikan rilis data Neraca Perdagangan China di bulan Maret," tulis riset.
Di pasar obligasi, yield naik tipis setelah lelang surat utang Pemerintah AS berjalan mulus. Acara lelang surat utang Pemerintah AS (US Treasury) bertenor 3 tahun dan 10 tahun menarik permintaan yang cukup banyak.
Surat utang ini adalah bagian dari utang senilai 270 miliar dolar AS yang akan dilelang minggu ini. Investor menilai acara lelang minggu ini sebagai barometer terkini dari appetite investor atas surat utang Pemerintah AS.