REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Central Asia Tbk memperkirakan Dana Moneter Internasional (IMF) akan mengeluarkan kajian terbaru. Hal ini menyusul laporan IMF memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 4,8 persen menjadi 4,3 persen.
Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan beberapa lembaga internasional termasuk IMF biasanya merilis sedikitnya dua kali dalam setahun.
“Kemungkinan bisa saja ada lagi review ke atas karena konsen utama yang saya perhatikan adalah program vaksinasi,” ujarnya melalui diskusi virtual, Kamis (8/4).
David menjelaskan berdasarkan data terakhir, Indonesia jauh lebih baik dalam hal vaksinasi. Saat ini, Indonesia sudah tembus 12 juta dosis.
Dari sisi nonprodusen vaksin, Indonesia termasuk keempat terbesar di dunia setelah Brasil, Turki, dan Jerman untuk vaksin. Oleh karena itu, David cukup optimistis pelaksanaan vaksinasi selesai sesuai target, sehingga dapat meningkatkan keyakinan masyarakat untuk beraktivitas dan mendorong ekonomi menuju normal.
“Sedangkan dari sisi produsen, Indonesia juga tidak hanya dari satu produsen. Kita hampir semua produsen sudah ada kepastian pasokan dan kita harap tidak ada masalah dari sisi pasokan,” ucapnya.