REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berpotensi menguat pada perdagangan hari ini, Senin (5/4). Data ekonomi Indonesia yang membaik disebut menjadi pemicu kenaikan pasar saham domestik.
Pada pagi ini, IHSG dibuka di zona positif dan melanjutkan penguatannya sebesar 0,29 persen ke level 6.028,70. Kenaikan IHSG ditopang oleh pergerakan indeks LQ45 yang menguat sebesar 0,51 persen.
"Optimisme investor kembali tumbuh setelah data PMI Manufaktur indeks di Indonesia naik cukup tinggi kelevel 53,2 dari 50,9," kata Kepala Riset Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi, Senin (5/4).
Lanjar mengatakan perbaikan data PMI Manufaktur memberikan sinyal positif akan pemulihan ekonomi yang mulai terasa. Meski demikian, Lanjar melihat, data inflasi Indonesia yang melambat berpotensi menahan laju penguatan IHSG.
Inflasi Indonesia melambat menjadi 1,37 persen secara tahunan dari 1,38 persen. Menurut Lanjar, inflasi yang masih cukup rendah akan memberikan sinyal pelonggaran kebijakan tambahan untuk Indonesia.
Dari bursa Eropa, pasar saham pekan lalu ditutup menguat setelah bursa Asia mayoritas naik lebih dari sepersen. Indeks Eurostoxx naik 0,68 persen, FTSE 0,35 persen dan DAX naik 0,66 persen.
Ekuitas berjangka Amerika Serikat (AS) juga menguat setelah data menunjukan naiknya jumlah pekerjaan terbesar dalam tujuh bulan berturut-turut. DJIA menguat 0,52 persen dan S&P 500 menguat 1,18 persen.
Dari harga komoditas harga Nikel naik 2,03 persen diiringi harga komoditas energi minyak mentah yang juga naik 3,62 persen. Harga minyak mentah naik setelah OPEC Plus memberikan indikasi perpanjang produksi.
"Secara teknikal, IHSG berpotensi melanjutkan penguatan diawal pekan dengan support resistance 5.960-6.155," tutup Lanjar.