REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Lebih dari 500 juta data akun pengguna Facebook telah ditemukan tersedia di situs web untuk diretas. Seperti dilansir dari AP News, informasi tersebut kemungkinan telah berusia beberapa tahun.
Namun, itu mencerminkan banyaknya informasi yang dikumpulkan oleh Facebook dan situs media sosial lainnya dan batasan seberapa aman informasi tersebut.
Ketersediaan pengumpulan data itu pertama kali dilaporkan oleh Business Insider. Menurut publikasi itu, ia memiliki informasi dari 106 negara termasuk nomor telepon, ID Facebook, nama lengkap, lokasi, tanggal lahir, dan alamat email.
Facebook telah bergulat dengan masalah keamanan data selama bertahun-tahun. Pada 2018, raksasa media sosial itu menonaktifkan fitur yang memungkinkan pengguna untuk mencari satu sama lain melalui nomor telepon menyusul pengungkapan bahwa firma politik Cambridge Analytica telah mengakses informasi hingga 87 juta pengguna Facebook tanpa sepengetahuan atau persetujuan mereka.
Pada Desember 2019, seorang peneliti keamanan Ukraina melaporkan menemukan database dengan nama, nomor telepon, dan identitas pengguna unik lebih dari 267 juta pengguna Facebook, hampir semuanya berbasis di AS di internet terbuka. Tidak jelas apakah pembuangan data saat ini terkait dengan database tersebut.
"Ini adalah data lama yang sebelumnya dilaporkan pada 2019," kata perusahaan yang berbasis di Menlo Park, California itu dalam sebuah pernyataan. “Kami menemukan dan memperbaiki masalah ini pada Agustus 2019,” ujarnya.