Ahad 04 Apr 2021 07:02 WIB

Pertamina Diminta Optimalkan Kilang Lain Demi Jamin Stok BBM

Pemerintah masih melakukan investigasi kebakaran kilang Balongan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Tim HSSE & Fire Fighter Pertamina berupaya memadamkan api di lokasi insiden terbakarnya tangki penyimpan BBM di Kilang Balongan RU VI, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (31/3/2021). Pertamina RU VI dan Unit RU yang ada di Indonesia bersama petugas DInas Pemadam Kebakaran Cirebon berupaya memadamkan sisa api yang masih membakar salah satu tangki.
Foto: Antara/Humas Pertamina/Priyo Widianto
Tim HSSE & Fire Fighter Pertamina berupaya memadamkan api di lokasi insiden terbakarnya tangki penyimpan BBM di Kilang Balongan RU VI, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (31/3/2021). Pertamina RU VI dan Unit RU yang ada di Indonesia bersama petugas DInas Pemadam Kebakaran Cirebon berupaya memadamkan sisa api yang masih membakar salah satu tangki.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri ESDM Arifin Tasrif meminta Pertamina untuk tetap mempertahankan kestabilan pasokan bahan bakar masyarakat dengan mengoptimalkan kapasitas produksi kilang-kilang lain, seperti dari produksi Kilang Cilacap. Pada Sabtu (3/4), Arifin Tasrif didampingi Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati melakukan peninjauan ke Kilang RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat.

"Alhamdulillah api sudah bisa dipadamkan, sekarang sedang dalam tahap proses penyelesaian. Masih dilakukan tindakan pemadaman yang ofensif. Selain itu juga dilakukan pendinginan terhadap minyak-minyak yang masih ada di dasar sehingga bisa diturunkan temperaturnya," ujar Arifin.

Baca Juga

Investigasi penyebab terjadinya insiden masih terus dilakukan pihak internal dan eksternal dari Pertamina. Dan untuk menutupi kemungkinan terjadinya kekurangan pasokan bahan bakar untuk masyarakat akibat insiden ini, Arifin juga meminta Pertamina untuk mengoptimalkan kapasitas produksi kilang-kilang lain yang dimiliki Pertamina.

"Dengan terjadinya peristiwa ini akan mengoptimalkan kapasitas produk di kilang-kilang lain yang ada dengan memperhatikan standar keselamatan bekerja. Kita harapkan kebutuhan dalam negeri bisa dipenuhi dari pertamina sendiri," jelas Arifin.

Arifin juga mengapresiasi langkah langkah yang telah dilakukan sehingga insiden ini dapat ditangani dengan cepat dan tidak mengakibatkan kerusakan yang lebih parah lagi. Hingga saat ini Pertamina masih tetap melakukan pendinginan dan pengawasan di area tanki T-301 sambil memastikan tidak ada potensi api akan muncul lagi.

Diinformasikan sebelumnya, telah terjadi insiden di Kilang Pertamina Balongan yang menyebabkan terjadinya kebakaran pada tangki T-301G pada tanggal 29 Maret 2021 mulai sekitar pukul 00.45 dini hari. Kebakaran merembet ke 3 unit tangki lainnya sehingga total 4 unit tangki terbakar (T-301E, T-301F, T-301G, dan T-301H).

Pada saat kejadian tangki T-301E terisi 2.038 KL gasoline, tangki T-301G terisi 23.290 KL gasoline, sedangkan tangki T-301F dan T-301H kosong. Penyebab kebakaran belum diketahui secara pasti dan proses penyelidikan sedang dilakukan pihak internal dan eksternal dari Pertamina.

"Investigasi mengenai penyebab terjadinya insiden ini masih dilakukan, masih dalam proses investigasi, kita pendalaman yang lebih dalam, memang ada data-data informasi awal tetapi tidak bisa dijadikan justifikasi langsung, kita butuh proses karena ada yang terlihat langsung ada yang tidak terlihat langsung," tambah Arifin.

Mengenai ketersediaan stok untuk kebutuhan masyarakat, PT Pertamina (Persero) menegaskan tidak akan terjadi kelangkaan. Sebagaimana diutarakan Menteri ESDM, pasokan akan disediakan dengan mengoptimalkan produksi kilang-kilang Pertamina lainnya.

"Masyarakat tidak perlu panik, pasokan BBM dalam keadaan aman. Yang terbakar hanya storage, bukan kilang. Sehingga kilang sudah dapat mulai di start up dan selanjutnya dapat beroperasi secara normal. Balongan ini memasok ke Plumpang Jakarta dan Cikampek. Dan sampai sekarang pasokan dan distribusi aman," ujar VP Corporate Communication Pertamina Fauziah Usman.

Kilang Balongan mulai beroperasi sejak tahun 1994 ini mengolah 14 jenis crude domestik (87 persen input total) dan 3 jenis crude impor (13 persen input total). Produk yang dihasilkan kilang ini antara lain avtur, BBM (gasoline, diesel), LPG, petrokimia (propylene) dan produk samping lainnya.

Sebagian besar (82 persen) produk kilang Balongan disalurkan ke wilayah DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat, antara lain melalui Depot Plumpang dan Depot Cikampek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement