REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan ditutup menguat seiring membaiknya data tenaga kerja Amerika Serikat. Rupiah ditutup menguat 9 poin atau 0,06 persen ke posisi Rp 14.418 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.427 per dolar AS.
Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia di Jakarta, Jumat (26/3), mengatakan, pergerakan rupiah sepekan ke belakang lebih terpengaruh isu dolar AS, yang teranyar yaitu data klaim tunjangan pengangguran AS yang dirilis semalam cukup bagus. Data klaim pengangguran AS pada pekan lalu turun menjadi 684 ribu klaim dari pekan sebelumnya 781 ribu klaim dan juga estimasi 735 ribu klaim.
"Selain itu terdapat arus inflow ke AS karena perbedaan tingkat imbal hasil obligasi AS dengan Eropa, serta adanya kekhawatiran di Turki yang membuat pembelian dolar AS meningkat dan berdampak ke rupiah," ujar Nikolas.
Pada pekan depan, lanjut Nikolas, sesi perdagangan menjadi empat hari karena ada libur memperingati Paskah, sehingga perlu diwaspadai bisa ada cash out mendekati akhir pekan yang panjang. "Jadi untuk rupiah ini, waspadai bisa bergerak dalam range sempit karena cenderung wait and see untuk isu minggu depan," kata Nikolas.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp 14.443 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp 14.418 per dolar AS hingga Rp14.445 per dolar AS. Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan rupiah menguat jadi Rp 14.446 per dolar AS, dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp 14.464 per dolar AS.