REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Machradin Ritonga (31) adalah seorang pegawai swasta di Kota Bandung yang telah cukup lama bercita-cita memiliki rumah pribadi. Awalnya, dia memasang target untuk dapat tinggal di rumah hasil keringat sendiri sebelum usianya menyentuh kepala tiga.
Namun, hal tersebut kerap terganjal sejumlah kendala. Salah satunya adalah besaran cicilan bulanan yang dianggap cukup memberatkan pengeluaran bulanannya. Sebagai pria lajang, Machradin masih harus menanggung beban cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) seorang diri.
"Selama ini belum menemukan yang besaran cicilannya pas dengan penghasilan bulanan, kalau cicilan mengambil porsi lebih dari 30 persen penghasilan, jadinya tidak punya uang pegangan," ungkapnya.
Ketakutan dirinya untuk mencicil rumah perlahan sirna ketika mengetahui informasi soal program KPR yang memiliki jangka waktu cicilan lebih panjang dari rata-rata program serupa. Lewat fasilitas bjb KPR Griya Untuk Milenial (Gaul), kaum milenial dapat mencicil KPR hingga 25 taun.
Machradin menilai hal tersebut dapat meringankan beban pengeluaran bulanannya. Sehingga, rutinitas menabung bulanan bisa terus berjalan.
"Buat saya yang paling menarik adalah cicilan bjb KPR Gaul bisa sampai 25 tahun, itu akan sangat memengaruhi besaran cicilan per-bulannya. Bila cicilan semakin ringan, jadi semakin ada ruang untuk menabung," ungkapnya.
Selain itu, dia juga menilai pembebasan biaya administrasi menjadi nilai plus tersendiri. "Biaya administrasi itu kalau dihitung-hitung bisa sampai beberapa persen dari harga rumah, jadi menguntungkan banget kalau bisa tanpa biaya administrasi," jelasnya.
Hal serupa juga disampaikan warga Kabupaten Bandung, Puspita Nilawati (28). Bagi dia dan pasangannya, memiliki rumah sendiri sempat diyakini sebagai hal yang mustahil dengan penghasilan UMR.
Namun, lewat bjb KPR Gaul, Puspita dan pasangannya tergolong ke dalam kelompok yang telah memenuhi syarat untuk mengambil cicilan rumah.
"Program bjb KPR Gaul ini menarik, karena orang sudah bisa ambil cicilan dengan gaji minimal Rp3 juta. Itu juga sudah dihitung dengan penghasilan pasangan," ungkapnya.