Jumat 19 Mar 2021 23:23 WIB

MIND ID Ekspansi Pasar Ekspor Batu Bara

MIND ID arahkan PT Bukit Asam manfaatkan potensi pasar batu bara dalam negeri

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Alat-alat berat dioperasikan di pertambangan Bukit Asam. MIND ID arahkan PT Bukit Asam manfaatkan potensi pasar batu bara dalam negeri
Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Alat-alat berat dioperasikan di pertambangan Bukit Asam. MIND ID arahkan PT Bukit Asam manfaatkan potensi pasar batu bara dalam negeri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri batu bara nasional diyakini akan menghadapi tantangan berat seiring dengan makin masifnya pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT). Untuk itu pemanfaatan batu bara di dalam negeri menjadi pangsa pasar yang paling potensial untuk dikejar.

Holding Pertambangan Mineral Industry Indonesia (MIND ID) juga akan mengarahkan anggota holdingnya di bisnis batu bara, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) untuk memanfaatkan potensi pasar dalam negeri.

Suryo Eko Hadianto, Direktur Transformasi Bisnis MIND ID, mengatakan pasar batu bara global akan makin menyempit seiring kesadaran lingkungan yang sudah disepakati berbagai negara dalam Perjanjian Paris (COP 21), karena itu pasar batu bara domestik yang menjadi harapan Bukit Asam ke depan.

“Konsumsi batu bara domestik masih meningkat dari 140 juta ton menjadi 300-an juta ton pada 2050. Ke depan masih akan ada bauran energi batu bara yang masif  untuk kebutuhan dalam negeri,” ujar Suryo, Jumat (19/3).

Menurut Suryo, dalam cakupan luas atau internasional perkembangan energi baru terbarukan yang disertai dengan upaya penurunan emisi gas rumah kaca membuat bisnis batu bara memasuki masa ‘sunset’ atau tenggelam.

Dalam proyeksi MIND ID permintaan energi global berbasis batu bara yang kian menurun hingga 2050 mendatang.

Tekanan terhadap bisnis batu bara juga sudah dirasakan saat ini dimana pembiayaan untuk mengembangkan bisnis yang menjadi andalan penerimaan Indonesia menjadi sulit. Banyak lembaga pembiayaan global yang enggan mengelontorkan dana lagi ke batu bara dan beralih ke energi bersih.

“Pembiayaan untuk pengembangan bisnis batu bara makin susah, makin sulit didapatkan,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement