REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) memastikan siap bersinergi untuk membangun ekosistem pariwisata. Saat ini tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau MoU tentang Kolaborasi Program Strategis BUMN Ekosistem Pariwisata untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata di Indonesia.
Terlebih, kolaborasi tujuh BUMN tersebut merupakan langkah awal sebelum holding BUMN Pariwisata dan Pendukung terbentuk. “Program menjadi rujukan setiap anggota holding untuk terus bersinergi dan bekerja sama,” kata Vice President AP I Handy Heryudhitiawan kepada Republika, Ahad (14/3).
Handy memastikan, AP I sebagai anggota holding akan mengikuti arahan Kementerian BUMN. Dia menuturkan, saat ini asas dasar pembentukan holding masih dalam proses.
Dia menambahkan, selama ini AP I juga sudah melakukan bundling strategy. Handy mengatakan, AP I sudah melakukan kerja sama dengan Sarinah, Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan, dan PT Angka Pura Retail (APR) dan menandatangani MoU.
“Kerja sama ini untuk mendukung UMKM Kalimantan Selatan agar terdisplay di Sarinah dengan bantuan APR,” tutur Handy.
Selain AP I, BUMN yang menandatangani MoU tersebut yakni PT Angkasa Pura II (Persero), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (Persero), PT Hotel Indonesia Indonesia Natour (Persero), dan PT Sarinah (Persero).
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, dengan adanya penandatanganan tersebut, ketujuh BUMN itu akan lebih intensif menindaklanjutinya dengan quick win program terkait promosi bersama, cross selling, bundling strategy, dan pembuatan produk-produk terkait pariwisata sesuai new normal. Selain itu, BUMN tersebut juga akan mengkaji kemungkinan pemanfaatan sumber daya perusahaan termasuk anak perusahaan atau perusahaan terafiliasi untuk mendukung berjalannya program strategis ini.
"Saya meminta agar sinergitas ini dapat dijalankan secara konsisten dan bukan hanya lip service. Tidak hanya seremonial saja tetapi harus menjadi sesuatu yang konkret" ungkap Erick.