Selasa 02 Mar 2021 16:25 WIB

Jelang Konversi Jadi Syariah, BRK Catat Kinerja Impresif

Per Desember 2020, aset UUS BRK tumbuh 62 persen menjadi Rp 5,78 triliun.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Bank Riau-Kepri.
Foto: Bankriau.kepri.co.id
Bank Riau-Kepri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Riau Kepri (BRK) catat kinerja yang impresif menjelang konversi jadi bank syariah. Direktur Utama Bank Riau Kepri, Andi Buchori menyampaikan pertumbuhan kinerja dikontribusi salah satunya oleh percepatan layanan skema syariah.

"Setelah memutuskan konversi tahun lalu, kita kerahkan segala effort mengarahkan nasabah kita ke syariah," katanya pada Republika.co.id, Selasa (2/3).

Baca Juga

Dalam satu tahun terakhir BRK mendorong layanan dan skema syariah pada setiap pembukaan transaksi baru. Hal ini disambut sangat baik oleh masyarakat dengan semakin banyaknya pembukaan kerja sama dan bisnis dengan BRK.

Dari sisi eksternal, pertumbuhan juga didukung kondisi ekonomi Riau dan Kepri yang tetap tumbuh meski di tengah pandemi. Sektor perdagangan dan perkebunan seperti kelapa sawit menjadi kontributor signifikan.

Harga kelapa sawit yang meningkat memicu pertumbuhan perdagangan. Penopang lainnya dari sektor usaha bahan pangan, kebutuhan pokok, juga konsumer yang tumbuh cukup tinggi.

Andi mengatakan pertumbuhan UUS naik di atas rata-rata industri. Per Desember 2020, aset UUS BRK tumbuh 62 persen menjadi Rp 5,78 triliun, pembiayaan tumbuh 23,4 persen menjadi Rp 2,74 triliun dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh 57,4 persen menjadi Rp 3,51 triliun.

"Laba juga tumbuh pesat 132,9 persen menjadi Rp 91,8 miliar," katanya.

Secara keseluruhan, BRK mencatat pertumbuhan aset sebesar 11,45 persen menjadi Rp 28,4 triliun. Laba tumbuh 45,18 persen menjadi Rp 662 miliar. Kredit tetap tumbuh sebesar 6,02 persen menjadi Rp 18,96 triliun dengan rasio kredit bermasalah tetap terjaga sebesar 2,83 persen, lebih baik dari 2,92 persen pada 2019.

 Sementara itu, DPK tumbuh 11,06 persen menjadi Rp 22,14 triliun. Rasio BOPO yakni 72,74 persen, lebih rendah dibanding bank-bank sekelompok di BPD maupun Bank BUKU II yang rata-rata 75 persen.

"Alhamdulillah kita bersyukur memang kinerja di akhir 2020 sangat menggembirakan dan akan jadi bekal kita melakukan konversi," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement