Selasa 02 Mar 2021 09:54 WIB

IHSG Dibuka Menguat, Sektor Properti Kompak Menghijau

IHSG Selasa menguat 0,68 persen atau naik 42,83 poin ke level 6.381,34.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Deretan gedung terlihat di kawasan Manggarai,Jakarta Selatan, Selasa (23/2). IHSG Selasa (2/3) menguat 0,68 persen atau naik 42,83 poin ke level 6.381,34 dengan saham-saham disektor properti kompak menghijau.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Deretan gedung terlihat di kawasan Manggarai,Jakarta Selatan, Selasa (23/2). IHSG Selasa (2/3) menguat 0,68 persen atau naik 42,83 poin ke level 6.381,34 dengan saham-saham disektor properti kompak menghijau.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona positif pada perdagangan hari ini, Selasa (2/3). IHSG menguat 0,68 persen atau naik 42,83 poin ke level 6.381,34 dengan saham-saham disektor properti kompak menghijau. 

Kepala Riset Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi, mengatakan insentif pajak berupa pajak pertambahan nilai (PPN) untuk rumah tapak dan rumah susun menjadi sentimen positif bagi pasar saham khususnya sektor properti.

Dengan insentif ini, penjualan properti diperkirakan akan mengalami peningkatan. "Kebijakan pemerintah terhadap relaksasi pajak pembelian rumah memacu optimisme investor terhadap pospek bisnis di sektor tersebut," kata Lanjar, Selasa (2/3). 

Sementara itu, sejumlah emiten properti seperti PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), dan Summarecon Agung Tbk (SMRA) kompak mengalami kenaikan pada perdagangan pagi ini. 

Kenaikan dipimpin oleh ASRI yang menguat sebesar 3,15 persen ke level 262, lalu diikuti PWON yang menguat 0,85 persen ke level 590. Kemudian BSDE menyusul kenaikan sebesar 0,79 persen ke level 1.280 dan SMRA menguat sebesar 0,56 persen ke level 900.

Adapun mekanisme pemberian insentif PPN dengan besaran 100 persen ditanggung pemerintah atas rumah tapak atau rumah susun dengan harga jual paling tinggi Rp 2 miliar. Sedangkan pajak yang ditanggung pemerintah untuk rumah  tapak atau rumah susun dengan harga jual di atas Rp 2 miliar sampai Rp 5 miliar sebesar 50 persen.

Selain relaksasi dari tersebut, menurut Lanjar, pergerakan pasar juga mendapat dorongan positif dari katalis global yang mulai rebound di awal bulan Maret setelah menalami koreksi di akhir Februari 2021. Meski demikian, data ekonomi terkait kinerja Manufaktur Indonesia yang baru dirilis kemarin cukup menahan optimisme investor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement