REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sesuai arahan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Brebes, Jawa Tengah, dipilih menjadi salah satu lokasi sasaran program Mega Mangrove Center serta Center of Excellence. Tepatnya di Desa Wisata (Dewi) Bahari Mangrove yang terletak di Pandansari, Kaliwlingi, Brebes.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Brebes, Mohammad Zuhdan Fanani, menyampaikan, lokasi Dewi Bahari terjadi kerusakan cukup parah akibat abrasi pada 1985 hingga 2005. Termasuk juga pembabatan mangrove.
Karena itu, dilakukan reboisasi dan perbaikan secara swadaya oleh masyarakat. Upaya reboisasi ini telah dilakukan selama 10 tahun.
Zuhdan menerangkan, keberadaan Desa Wisata Bahari Mangrove ini telah membawa dampak perekonomian bagi masyarakat sekitar dan menghasilkan kegiatan ekonomi sirkular.
"Masyarakat sekitar juga sudah memanfaatkan untuk ekonomi, yaitu salah satunya pewarna batik dari buah, getah, serta kulit mangrove. Dan juga usaha pariwisata," kata Zuhdan.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kemenko Marves Khairul Hidayati yang meninjau ke Pandansari, menekankan pentingnya mencapai pengelolaan ekosistem mangrove secara berkelanjutan. Pemanfaatan yang tidak berkelanjutan sudah tentu akan menghilangkan manfaat wilayah tersebut.
"Jika terjadi kerusakan secara permanen maka bukan hanya manfaat ekonomi maupun sosialnya saja yang hilang, tapi juga manfaat ekologis pun akan menghilang," kata Hida.
Sejauh ini, pemerintah baik dari pusat maupun daerah, sudah mengupayakan pembangunan sarana dan prasarana seperti pengadaan listrik dan jalan. Namun, memang masih ada beberapa kendala, seperti kurangnya koneksi jaringan seluler dan internet.