REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas menyebutkan, investasi dan ekspor akan menjadi kunci pemulihan ekonomi tahun depan hingga mencapai level 5,4 persen hingga enam persen. Sementara itu, sektor industri pengolahan diperkirakan menjadi motor pertumbuhan seiring dengan perbaikan permintaan global.
Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, investasi mampu menciptakan lapangan kerja dalam jumlah besar. Dampaknya, mereka yang sempat terdampak pandemi Covid-19 bisa kembali bekerja dan mendapatkan pemasukan yang membaik, sehingga berpengaruh pada konsumsi rumah tangga.
Sementara itu, kinerja ekspor yang baik mampu mendorong mengurangi tekanan defisit transaksi berjalan seiring dengan akselerasi pemulihan ekonomi global.
Investasi dan ekspor akan meningkatkan kapasitas produktif perekonomian yang sempat turun saat pandemi melalui peningkatan stok kapital dan produktivitas. "Oleh karena itu, investasi dan ekspor akan menjadi kunci utama untuk pemulihan ekonomi tahun depan," kata Amalia dalam Kick Off Meeting Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2022 secara virtual pada Jumat (19/2).
Bappenas memprediksi, investasi dapat tumbuh pada rentang 6,5 persen hingga 7,2 persen tahun depan, naik signifikan dibandingkan perkiraan tahun ini, 4,3 persen. Kinerja ekspor yang diperkirakan sudah berada di level 7,3 persen sepanjang 2020, akan tumbuh pada level 6,5 persen sampai 7,1 persen.
Dari sisi produksi, Amalia menyebutkan, sektor industri pengolahan akan menjadi motor pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan. Sektor ini akan membaik dengan dorongan pertumbuhan positif beberapa subsektor esensial selama pandemi seperti farmasi.
Sektor pertanian sebagai salah satu sektor esensial juga diyakini akan tetap mampu bertahan dan tumbuh positif. Sektor konstruksi pun diperkirakan mampu pulih ke level sebelum pandemi didorong oleh peningkatan pembangunan infrastruktur.
Sektor pertambangan yang terkena dampak besar selama pandemi Covid-19 pun diyakini mulai pulih pada tahun depan. Di antaranya didorong oleh smelter nikel dan alumina.
Beberapa sektor lain yang sempat tertekan akibat pandemi pun sudah mengalami akselerasi. Misalnya sektor perdagangan yang memulih dengan perbaikan kondisi pasar ekspor secara bertahap. "Selain itu, karena ada pengaruh base effect dan kembali pulihnya mobilitas masyarakat," ucap Amalia.
Sektor transportasi serta akomodasi dan makanan minuman pun diperkirakan mulai pulih pada tahun depan di mana perekonomian baru akan relatif bebas dari Covid-19. Informasi dan komunikasi sebagai sektor esensial dalam memenuhi kebutuhan masyarakat selama pandemi mampu bertahan dan tumbuh positif.