Rabu 17 Feb 2021 08:30 WIB

Pecahkan Rekor Baru, Harga Bitcoin Capai Rp 707,672 Juta

Sejumlah perusahaan besar di AS mulai beralih ke investasi Bitcoin.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Bitcoin.
Foto: Reuters/Benoit Tessier
Bitcoin.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Bitcoin melewati tonggak sejarah lainnya, melonjak melewati 50 ribu dolar AS untuk pertama kalinya karena reli pada aset cryptocurrency terbesar. Hal ini memikat investor di seluruh dunia. 

Seperti dilansir dari laman Bloomberg, Rabu (17/2) harga aset cryptocurrency terbesar di dunia ini melonjak sebanyak 4,9 persen menjadi 50.548 dolar AS atau sekitar Rp 707,672 juta (kurs Rp 14.000 per dolar AS) dan sekarang naik sekitar 70 persen sepanjang tahun ini. Bitcoin meraup keuntungannya setelah mencetak rekor tertinggi. 

Baca Juga

Pasca pengumuman Tesla Inc, perusahaan investasi Morgan Stanley menambahkan 1,5 miliar dolar AS dalam Bitcoin ke neracanya adalah katalisator terbaru, bahkan mengirimkan harga naik 16 persen pada 8 Februari. Hal ini menjadi keuntungan terbesar sejak volatilitas pasar keuangan yang diilhami Covid-19 pada Maret.

Optimisme tumbuh setelah Mastercard Inc dan Bank of New York Mellon Corp pindah untuk memudahkan pelanggan menggunakan cryptocurrency. Sementara Morgan Stanley berencana menambahkan Bitcoin ke daftar investasinya. 

“Baik itu Musk, Mastercard atau Morgan Stanley, suasana hati, musik dan momentum tidak mungkin diabaikan,” kata salah satu pemberi pinjaman crypto terbesar Antoni Trenchev.

MicroStrategy Inc menggandakan taruhan besarnya pada Bitcoin. Pembuat perangkat lunak perusahaan mengatakan mereka akan menjual 600 dolar AS juta obligasi konversi, dengan maksud menambah simpanan Bitcoin-nya. Hal ini merupakan kedua kalinya dalam tiga bulan Tysons Corner, perusahaan yang berbasis di Virginia menerbitkan surat utang untuk mendanai pembelian Bitcoin. 

Selama setahun terakhir reli 400 persen terjadi di tengah latar belakang suku bunga pinjaman yang hampir nol dari bank sentral dan stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya dari pemerintah setelah pandemi virus corona.

Pendukung Bitcoin telah mengkritik gerakan tersebut sebagai pencetakan uang meskipun inflasi tetap terkendali. Mastercard, dalam sebuah posting blog minggu lalu, memilih apa yang disebut stablecoin, yang sering kali mematok nilainya dengan aset lain, seperti dolar AS. 

MasterCard telah bermitra dengan penyedia kartu kripto seperti Wirex dan BitPay, tetapi telah mewajibkan mata uang digital untuk diubah menjadi fiat sebelum memproses pembayaran untuk transaksi di jaringannya. Trenchev memperingatkan investor harus bersiap untuk perjalanan liar setelah pencapaian terbaru, menunjuk ke mundurnya 30 persen bulan lalu sebagai bukti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement