REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) menyebut sektor rumah tapak dan logistik sebagai dua sektor yang paling tangguh dan mampu bertahan selama pandemi Covid-19 sepanjang tahun lalu.
"Kami lihat dua sektor itu bisa bertahan di masa pandemi dan cukup menjanjikan ke depan," kata Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim dalam paparan pasar properti Jakarta secara daring, Rabu (10/2).
Pasar rumah tapak di Indonesia yang didominasi oleh konsumen pengguna akhir membuat potensinya berkembang sepanjang 2020. JLL mencatat ada 16 ribu unit produk rumah tapak yang diluncurkan pada tahun lalu, memecahkan rekor peluncuran produk rumah tapak terbanyak sejak 2017.
"Semester I kami lihat hanya ada 4.000 unit, tapi pada semester II kami lihat ada lonjakan 11 ribu unit," ujat Yunus.
Yunus menjelaskan, kawasan Tangerang, Banten menjadi area favorit konsumen, kemudian disusul Bekasi dan Bogor. Ada pun pembeli lebih banyak membeli rumah dengan dua kamar tidur pada kisaran harga Rp 600 juta hingga Rp 1,3 miliar.
JLL juga melihat ada peluncuran township atau kawasan perumahan skala besar dengan luas pengembangan di atas 200 hektare. Hal ini menunjukkan pengembang cukup aktif menangkap pasar tersebut pada 2020.
Sementara itu, di sektor logistik, separuh pergudangan modern di kawasan Jakarta dan sekitarnya ditempati oleh penyedia logistik pihak ketiga diikuti oleh perusahaan barang konsumsi dan elektronik. "Okupansi di sektor logistik juga tercatat masih cukup sehat dengan kisaran 87-100 persen," kata Yunus.
Tingkat hunian pergudangan di kawasan Cikarang yang memiliki luas 800 ribu meter persegi mencapai 87 persen. Bahkan okupansi di Depok, Bogor dan Tangerang mencapai 100 persen.
"Lokasinya banyak di kawasan industri, meski ada juga yang di zona pergudangan di luar kawasan industri," ungkap Yunus.