Kamis 04 Feb 2021 12:35 WIB

Dirut Pertamina Beberkan Aksi Koporasi Pertamina

Pertamina akan melepaskan salah satu anak usahanya ke publik.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati.
Foto: Pertamina
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 tak mengurungkan niat perusahaan minyak pelat merah, PT Pertamina (Persero) untuk melakukan aksi korporasi. Setidaknya ada dua aksi korporasi yang akan dilakukan Pertamina pada tahun ini.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan aksi korporasi tersebut salah satunya adalah melakukan initial public offering (IPO) anak usaha Pertamina. Targetnya di kuartal IV tahun ini Pertamina resmi akan melepas anak usahanya ke lantai bursa.

Baca Juga

"Dan dalam waktu nanti di kuartal III-IV kita akan melakukan IPO di salah satu unit bisnis kita, dan tentunya ini kemudian bisa juga meningkatkan transparansi dan profesionalitas dari unit usaha Pertamina ke depan," ujar Nicke dalam Energy Outlook, Kamis (4/2).

Sayangnya, Nicke enggan mengelaborasi lebih jauh anak usaha apa yang akan dilepas ke publik. Ia juga belum memberikan sinyal anak usaha di sektor apa dan berapa nilai penawaran yang ditawarkan Pertamina.

Selain melakukan IPO, Nicke menjelaskan di sisi hulu Pertamina tahun ini akan lebih agresif dalam melakukan akuisisi lapangan lapangan minyak baik di dalam negeri maupun luar negeri. Ia juga bilang perusahaan juga akan melakukan divestasi lapangan minyak.

"Hulu kita akan unlock value, akuisisi dan divestasi dan partnership dengan berbagai global player," ujar Nicke.

Sebelumnya PwC konsultan Pertamina dalam transformasi menjadi holding dan subholding sekaligus untuk IPO mengungkapkan IPO memang sudah jadi salah satu kebijakan yang sudah diamanatkan oleh pemerintah selaku pemegang saham Pertamina untuk itu kajian persiapan IPO juga langsung dilakukan seiring degan proses transisi reorganisasi menjadi holding secara legal.

Lenita Tobing, partner, strategic consulting PwC menyatakan idealnya perusahaan yang akan di IPO nantinya tidak sedang mengemban penugasan dari negara dan tidak bertentangan dengan ketentuan legal atau Undang-Undang sehingga secara teori legalitas bisa di IPO.

Persiapan untuk melakukan IPO sendiri membutuhkan waktu tidak sebentar. Kajian yang dilakukan juga sekaligus melihat memetakan perusahaan mana yang tepat untuk melantai bursa yang paling diminati pasar.

Dalam peta jalan (roadmap) awal manajemen Pertamina memproyeksikan paling sedikit tiga perusahaan dan paling banyak lima perusahaan sekaligus akan di IPO. “Dalam roadmap ada 3-5 perusahaan yang dalam 2 tahun ke depan bisa IPO,” ujar Lenita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement