REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) memiliki sejumlah tantangan dalam pengembangan ekonomi syariah, ekosistem halal, hingga digitalisasi industri syariah.
Digitalisasi industri keuangan syariah dan mengintegrasikan ekosistem syariah dari hulu sampai hilir mendapat perhatian serius MES yang dikomandani Erick Thohir.
Tak heran jika Erick Thohir memasukkan sejumlah nama yang memang godfather di dunia inustri digital, di antaranya, Martin Hartono dan Pandu Patri Sjahrir.
Martin Hartono adalah putra pemilik Djarum, Budi Hartono. Selama ini, Martin berbisnis di industri digital dan di MES sekarang masuk ke dalam jajaran Dewan Penyantun.
Ia adalah CEO GDP Venture dan PT Sarana Menara Nusantara. Martin dikenal sebagai sosok yang tegas, penuh terobosan, dan inovatif.
Perusahaan yang dipimpinnya adalah perusahaan berbasis teknologi yang menawarkan modal ventura seperti e-commerce.
Martin merupakan lulusan Claremont Graduate University - Peter F Drucker and Masatoshi Ito Graduate School of Management.
Sementara, Pandu Sjahrir adalah pengusaha yang memiliki investasi di sejumlah platform digital di Indonesia. Di MES saat ini Pandu didapuk sebagai Ketua 5 MES.
Pada 2014, Pandu berinvestasi ke SEA Group, perusahaan yang menaungi e-commerce Shopee dan mendirikan cabangnya di Indonesia. Pandu menjadi presiden komisarisnya.
Sejak 2017, Pandu menjadi salah satu Dewan Komisaris Gojek. Pada Juni 2020, dia diangkat menjadi Komisaris PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
Di bisnis permodalan, Pandu tercatat sebagai Co-Managing Partners Indies Capital. Indies merupakan perusahaan modal ventura yang memberikan permodalan di perusahaan-perusahaan Asia Tenggara, terutama Indonesia.
Pandu Sjahrir merupakan putra ekonomi Dr Sjahrir. Ibunda Pandu adalah adik dari Menko Maritim Luhut B Pandjaitan.
Erick Thohir mengatakan ada empat program unggulan terkait ekonomi syariah yang ingin dia capai sebagai Ketua Umum MES. Penetrasi industri syariah yang masih rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Salah satu solusi untuk menguatkan penetrasi dan literasi keuangan syariah adalah dengan memperkuat digitalisasi keuangan syariah hingga ekosistemnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
