Ahad 31 Jan 2021 17:47 WIB

Kehadiran BSI Berdampak Positif di Berbagai Aspek

Proses merger bank syariah menjadi BSI memberi sentimen positif.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Fuji Pratiwi
Suasana gedung Bank Syariah Indonesia di Jakarta, Ahad (31/1). Kehadiran PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), dinilai akan memberi dampak positif pada berbagai aspek.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Suasana gedung Bank Syariah Indonesia di Jakarta, Ahad (31/1). Kehadiran PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), dinilai akan memberi dampak positif pada berbagai aspek.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggabungan usaha tiga bank syariah milik Himbara ke dalam satu nama dan entitas baru PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), dinilai akan memberi dampak positif pada berbagai aspek. 

Direktur PT Anugerah Mega Investama sekaligus dosen FEB Trisakti dan MET Atmajaya Hans Kwee berpendapat, proses merger bank syariah yang hampir selesai membawa sentimen positif untuk pelaku usaha maupun investor di pasar saham.

Baca Juga

Kapasitas bank anggota merger yang sudah kuat akan melahirkan entitas baru yang lebih tangguh. Selain itu, BSI berpotensi membawa dampak positif signifikan terhadap pemulihan ekonomi tahun ini.

"Banyak hal yang mereka bisa lakukan untuk pemulihan ekonomi nasional," ujar Hans Kwee, Ahad (31/1).

Dia menjelaskan, entitas hasil merger yang bernama PT Bank Syariah Indonesia Tbk dapat secara kuat berkontribusi pada pembiayaan infrastruktur. Peran bank syariah ini juga akan besar dalam menambah dan memperluas pembiayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Di samping itu, Hans Kwee mengatakan, potensi penggalangan dana murah akan lebih baik. Bank Syariah Indonesia akan mempunyai saluran global yang mumpuni untuk menggalang dana murah non-kovensional, yang dapat digunakan dalam membiayai berbagai proyek strategis.

Per Desember 2020, tiga bank syariah BUMN peserta merger yakni Mandiri Syariah, BNI Syariah, dan BRI Syariah mencatat total pembiayaan mencapai Rp 156,51 triliun. 

Dengan demikian, pembiayaan ditargetkan mampu tumbuh 73,80 persen dalam lima tahun mendatang. Total aset hingga akhir tahun lalu sebesar Rp 239,56 triliun. Dana pihak ketiga mencapai sebesar Rp 209,98 triliun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement