Sabtu 30 Jan 2021 13:59 WIB

Apnatel Minta Anak Perusahaan Telkom Berbagi Proyek

Pada 2022, Jokowi mengingkan seluruh desa di Indonesia harus tersambung Internet.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Asosiasi Perusahaan Nasional Telekomunikasi (Apnatel) yang diwakili salah satu pimpinan apnatel pusat Boris Syaifullah melakukan pertemuan dengan komisaris Telkom, DR Ir Ismail MT yang juga Dirjen SDPPI Kemenkominfo pada hari Jumat, akhir pekan ini, di Gedung Sapta Pesona Jakarta Pusat.
Foto: Istimewa
Asosiasi Perusahaan Nasional Telekomunikasi (Apnatel) yang diwakili salah satu pimpinan apnatel pusat Boris Syaifullah melakukan pertemuan dengan komisaris Telkom, DR Ir Ismail MT yang juga Dirjen SDPPI Kemenkominfo pada hari Jumat, akhir pekan ini, di Gedung Sapta Pesona Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Asosiasi Perusahaan Nasional Telekomunikasi (Apnatel) yang diwakili salah satu pimpinan Apnatel pusat Boris Syaifullah melakukan pertemuan dengan komisaris Telkom, DR Ir Ismail MT yang juga Dirjen SDPPI Kemenkominfo pada Jumat (29/1) di Gedung Sapta Pesona Jakarta Pusat.

Menurut Boris, dalam pertemuan tersebut pihaknya menyampaikan beberapa aspirasi dari para anggota Apnatel. Di antaranya  permohonan saling pengertian anak usaha Telkom atas suplai material dan pekerjaan proyek infrastruktur komunikasi di Indonesia agar mempertimbangkan juga perusahaan swasta yang yang menjadi Mitra. Yakni, baik mitra Telkom maupun mitra dari anak-anak Telkom seperti Telkomsel dan Telkom Akses serta yang lainnya.

Pertemuan yang dihadiri juga H. Muhammad Syafrudin anggota DPR RI sekaligus politisi PAN Dapil NTB tersebut berlangsung hangat dan penuh keakraban. Boris mengatakan, di satu pihak Apnatel yang anggotanya perusahaan swasta diajak mengerjakan proyek infrastruktur Telekomunikasi. Tetapi, saat yang sama Boris meminta saling pengertian anak anak usaha Telkom. 

Boris menambahkan, dalam masa pandemi seperti saat ini, di mana hampir semua lini terdampak cukup berat, sehingga sangat membutuhkan perhatian dan perasaan saling memahami. Khususnya, memberikan kesempatan yang sama dengan perusahaan swasta untuk suplai material dan jasa konstruksi.

Apalagi, kata Boris, para anggota Apnatel adalah rekanan kerja telkom juga. “Memang kesan mendominasi pekerjaan suplai katerial dan jasa tidak ada aturan yang dilanggar oleh anak usaha telkom. Cuma kami merasa cukup kesilitan berebut 'kue' infrastruktur dengan anak usaha Telkom," paparnya.

Boris berharap, agar perusahan plat merah dapat saling memahami dengan swasta. Sehingga, target 2021 Indonesia tanpa blank spot seperti yang dicanangkan Presiden Jokowi dapat terwujud.

Pada kesempatan tersebut anggota DPR RI, H M Syafruddin secara khusus meminta pihak Telkom Indonesia, dalam masa pandemi ini memberikan perhatian terutama kepada perusahaan menengah ke bawah yang sangat membutuhkan insentif agar bisa bertahan dalam krisis covid-19.

Terkait hal ini, Komisaris PT Telkom Ismail, berjanji memperhatikan masukan dan keluhan dari anggota Apnatel untuk selanjutnya akan dibicarakan lebih lanjut di lingkungan PT Telkom.

Menurutnya, pada 2022 Presiden Jokowi mengingkan seluruh desa di Indonesia harus tersambungkan koneksi internet agar bisa mempermudah penyampaian informasi. Mengenai hal tersebut, Boris dan pihak Apnatel pun mendukung serta siap membantu program Presiden Jokowi. 

"Apnatel siap dan sangat yakin pada tahun 2022 seluruh desa bisa terkoneksi internet dan zero blank spot tetapi hal ini harus ada kolaborasi yang tepat antara pemerintah dengan para pelaku industri telekomunikasi," ujar Boris yang juga CEO BorSya grup. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement