REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 17,1 triliun sepanjang 2020. Adapun realisasi ini menurun sebesar 37,71 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 27,48 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan perseroan berupaya menjaga kesinambungan bisnis di tengah situasi perlambatan ekonomi global akibat pandemi Covid-19. Komitmen ini menjadi tantangan yang sangat nyata mengingat dampak pandemi yang telah terasa, terutama dalam fungsi intermediasi perbankan.
“Kami cukup confident dengan respon yang kami lakukan pada situasi pandemi ini. Oleh karena itu, meski laba bersih tahun lalu terkontraksi 38 persen menjadi Rp17,1 triliun, kami optimis kinerja Bank Mandiri akan mengalami rebound pada tahun ini,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Kamis (28/1).
Menurutnya pencapaian laba pada 2020 didorong oleh pertumbuhan fee based income tumbuh sebesar 4,9 persen yoy menjadi Rp 28,7 triliun, salah satu penyumbang utama berasal pendapatan dari transaksi online. Tercatat, frekuensi transaksi aplikasi Mandiri Online sepanjang 2020 sebanyak 600 juta transaksi dengan nilai transaksi mencapai lebih dari seribu triliun.
“Khusus aplikasi Mandiri Online yang menjadi produk utama digital banking Bank Mandiri. Ini terlihat dari jumlah pengguna aktif aplikasi ini yang naik signifikan sebesar 40 persen menjadi 4,5 juta pengguna pada tahun lalu,” ucapnya.
Dari sisi aset anak perusahaan tumbuh 15,1 persen, kredit mampu tumbuh 12,3 persen yoy.