Rabu 27 Jan 2021 15:10 WIB

AP II Optimistis Sektor Penerbangan Lebih Baik 2021

Pemulihan bisnis yang AP II lakukan antara lain dengan peningkatan teknologi.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Calon penumpang berjalan di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten (ilustrasi). PT Angkasa Pura II (Persero) meyakini sektor penerbangan akan membaik pada 2021 ini.
Foto: Antara/Fauzan
Calon penumpang berjalan di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten (ilustrasi). PT Angkasa Pura II (Persero) meyakini sektor penerbangan akan membaik pada 2021 ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) optimistis sektor penerbangan pada 2021 akan lebih baik. Terlebih saat ini, AP II  menetapkan 2021 sebagai era pemulihan bisnis setelah tahun lalu merupakan periode mempertahankan bisnis.

"Kami optimistis iklim di sektor penerbangan lebih baik pada 2021 sejalan dengan program vaksinasi di banyak negara termasuk di Indonesia, sehingga tepat bagi AP II memulai business recovery," kata Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin dalam pernyataan tertulis yang diterima Republika, Rabu (27/1).

Baca Juga

Awaluddin yakin kondisi 2021 akan membaik meski pandemi Covid-19 masih melanda hingga awal tahun ini. Dia menegaskan, pada periode pemulihan bisnis, menetapkan strategi pemulihan bisnis dengan cepat, memperkokoh kesolidan dan keterampilan operasi, dan pemanfaatan teknologi di setiap aspek layanan pelanggan.

Tiga program utama itu salah satunya adalah leading digital sebagai upaya meningkatkan pemanfaatan teknologi. "Hal ini untuk menciptakan digital experience bagi traveler, pengunjung bandara, dan staf bandara di setiap pemangku kepentingan," ucap Awaluddin.

Dalam program leading digital tersebut, Awaluddin mengatakan, salah satu inovasi utama yang akan diluncurkan AP II pada 2021 yakni Airport Single Identity (Airport ID). Dengan begitu, setiap penumpang, pengunjung bandara, dan pekerja di bandara mendapatkan Airport ID untuk mengakses berbagai layanan di bandara.

Layanan ini mulai dari keberangkatan dan kedatangan yang lebih sederhana dan mudah, layanan terkait penerbangan, layanan di area transportasi, travel, wisata, hingga layanan pihak ketiga seperti hotel, transportasi publik dan kesehatan.

Dia menuturkan, implementasi Airport ID merupakan yang pertama di Indonesia. Awaluddin memastikan, pada tahap awal ada di Bandara Soekarno-Hatta yang memiliki ekosistem lengkap untuk mengakomodir berbagai kebutuhan dan selanjutnya akan diterapkan di bandara lain yang dikelola AP II.

"Saat ini Airport ID masih terus disempurnakan sebelum diluncurkan ke publik pada kuartal kedua 2021," kata Awaluddin.

Dia menambahkan, AP II juga menyiapkan digitalisasi dan pengembangan infrastruktur informasi untuk aspek operasional. Hal tersebut melalui platform digital yang diberi nama Digitally Ready for Operation and Infrastructure Development atau DROID Platform.

DROID Platform ini diimplementasikan melalui pengembangan tiga aplikasi sekaligus. Aplikasi tersebut yakni Indonesia Airports mobile platform (INAirport), mobile platform untuk operasi internal (iPerform), dan Smart Airport Collaborative Decision Making (A-CDM).

Bandara Soekarno-Hatta terdiri dari tiga terminal di mana pada kondisi normal terdapat 1.200 penerbangan per hari dengan sekitar 150 ribu hingga 200 ribu penumpang. Output dari Smart A-CDM adalah menjaga tingginya tingkat ketepatan jadwal penerbangan dari maskapai yang berdampak pada meningkatnya pelayanan kepada penumpang serta optimalisasi operasional pesawat dan bandara.

Dia menambahkan, sejumlah inovasi untuk mendukung program leading digital juga akan dikenalkan dalam waktu dekat. Hal tersebut dilakukan untuk memperkuat posisi AP II sehingga dapat menjadi pemimpin pasar operator bandara di ASEAN pada 2024. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement