Rabu 20 Jan 2021 16:24 WIB

Lebih Ramah Lingkungan, Ethereum akan Ubah Skema

Pasokan ethereum mulai dibatasi untuk menstabilkan harganya.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Ethereum (ilustrasi). Lebih ramah lingkungan, Ethereum akan mengubah skemanya melalui Ethereum 2.0.
Foto: Pixabay
Ethereum (ilustrasi). Lebih ramah lingkungan, Ethereum akan mengubah skemanya melalui Ethereum 2.0.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ethereum akan mengubah skema dari semula ditambang menjadi (mining) menjadi penjaminan (staking). Saat ini, untuk mendapatkan Ethereum yaitu dengan cara ditambang (mining) atau sama seperti Bitcoin. 

CEO Indodax Oscar Darmawan menjelaskan, nantinya, setelah pemutakhiran menjadi Ethereum 2.0 selesai, Ethereum didapat tidak lagi dengan cara mining tetapi  staking. Dalam staking, para pemilik aset kripto hanya membutuhkan laptop biasa dan jaringan internet, sehingga untuk mendapatkan Ethereum, tidak perlu lagi dengan unit komputer yang mahal dan mengeluarkan banyak biaya listrik.

Baca Juga

"Hal ini membuat Ethereum kedepannya lebih green dan ecofriendly dibandingkan Bitcoin," kata Oscar melalui keterangannya, Rabu (20/1).

Evolusi Ethereum 2.0 dilakukan secara bertahap. Pada peluncuran Ethereum 2.0 phase 0 akhir 2020, sekitar ratusan juta dolar pasokan Ethereum telah dikunci. Cara ini dilakukan untuk mengurangi pasokan Ethereum sebagai langkah menstabilkan harganya. 

Menurut Oscar, kekurangan Ethereum dibandingkan Bitcoin adalah pasokannya yang tidak terbatas. Bitcoin hanya memiliki pasokan 21 juta saja. Sedangkan Ethereum tidak terbatas. 

"Namun, dengan evolusi ini ada sejumlah limit yang dikunci karena digunakan untuk penciptaan Ethereum. Jika pasokan Ethereum berkurang dan permintaannya terus bertambah, maka harga Ethereum meningkat," kata Oscar menjelaskan. 

Oscar juga menyebutkan, besar kemungkinan harga Ethereum bisa terus melambung karena proses pemutakhiran masih terus dilakukan. Peluncuran Ethereum 2.0 phase satu juga akan mengurangi limit Ethereum. Ini sesuai yang diramalkan oleh para analis ekonomi dari Amerika Serikat. 

Meskipun harga Ethereum sudah tinggi, masyarakat Indonesia tetap bisa berinvestasi dan melakukan trading aset kripto tersebut dengan modal mulai dari Rp 10 ribu saja karena Ethereum bisa ditransaksikan dalam desimal.

Di Indonesia, transaksi jual beli aset kripto seperti Ethereum secara resmi dan mudah saat ini bisa menggunakan dua startup populer di Indonesia yaitu melalui Bitcoin.co.id atau dikenal dengan Bitcoin Indonesia atau melalui platform trading Indodax.

"Di Indodax aset kripto dijual dengan pecahan desimal dengan pecahan terkecil Rp 10 ribu. Siapa saja bisa berinvestasi aset kripto dengan mudah dan murah," kata Oscar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement