REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah proyek digitalisasi di 5.518 SPBU rampung pada akhir 2020, PT Pertamina (Persero) terus melanjutkan program digitalisasi dengan mengembangkan sistem baru yakni Autoplenishment dan Prepurchase di seluruh SPBU. Sistem baru ini tergambar dalam Command Operation Center Digitalisasi di Telkom Legok, Tangerang, Banten.
Untuk memastikan kehandalan sistem tersebut, Direktur Penunjang Bisnis PT Pertamina (Persero), M Haryo Yunianto, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero), Mas’ud Khamid, dan VVIP Telkom melakukan peninjauan ke lokasi pada Kamis (14/1).
Dalam penjelasannya, Direktur Penunjang Bisnis PT Pertamina (Persero) menyatakan Transformasi Digital dilakukan diseluruh proses bisnis inti di Pertamina, baik dari sisi upstream, midstream, downstream, maupun corporate. Pada sisi upstream, Upstream Production Optimization sudah Go Live pada 10 Desember tahun lalu, sisi midstream atau refinery sudah dilaksanakan predictive maintenance di Refinery Unit VI Balongan untuk menjaga kehandalan kilang dan stok, dan dalam sisi corporate adanya integrasi, join operational dashboard dari Hulu sampai Hilir, Digital Procurement dan Office Automation dengan menggunakan sistem P-Office.
“Meskipun kita dihadapkan dengan kondisi pandemi, semangat transformasi Pertamina yang berkelanjutan tetap kami gaungkan sebagai bagian dari komitmen mewujudkan visi sebagai perusahaan energi global serta mewujudkan kemandirian energi nasional. Kondisi ini pula yang mendorong kami, akselerator untuk mempercepat proses transformasi digital, selain di sisi upstream, midstream, dan corporate, tidak kalah pentingnya pada sisi downstream yakni digitalisasi 5.518 SPBU sudah kita selesaikan,” kata Haryo.
Digitalisasi SPBU Haryo menambahkan, akan memiliki dampak positif bagi Pertamina karena akan menyediakan data dan informasi yang akurat serta real time. Data dan informasi inilah yang akan digunakan Pertamina sebagai alat untuk melakukan keputusan strategis dalam memastikan kehandalan suplai dan pelayanan bagi masyarakat.
Selain kehandalan suplai, digitalisasi SPBU juga telah menjalankan monitoring penjualan BBM Subsidi khususnya Solar JBT, salah satunya dengan pencatatan nomor polisi kendaraan dengan menggunakan sistem Pre-Purchase yang hingga saat ini telah mencapai 82 persen dari total transaksi per hari. Untuk penggunaan teknologi video analytic (penggunaan kamera) sedang dikaji dari berbagai aspek.
“Kita tidak berhenti sampai disini. Selanjutnya Pertamina telah menyiapkan pengembangan sistem lebih lanjut menggunakan data dan informasi yang didapat dari digitalisasi SPBU, yakni Sistem Autoreplenishment dan Sistem Prepurchase pembelian BBM Subsidi,” jelasnya.