Kamis 14 Jan 2021 10:02 WIB

Harga Saham BRI Cetak Rekor Tertinggi Rp 4.790 per Lembar

Saat IPO pada 2003 silam, saham BRI ditawarkan di harga Rp 875 per lembar saham.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia Ir Sunarso  MSi.
Foto: Dok IPB University
Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia Ir Sunarso MSi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tercatat ditutup pada harga Rp 4.790 per lembar pada penutupan perdagangan Rabu (13/1). Hal tersebut merupakan pencapaian bagi perseroan karena angka tersebut menjadi rekor saham tertinggi sepanjang sejarah (all time high).

Saham emiten BBRI ini pertama kali tercatat sebagai emiten Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 November 2003 melalui penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) dijual pada harga Rp 875 per lembar saham. Perseroan pun pernah melakukan stock split sebanyak dua kali pada Januari 2011 dan November 2017, sehingga harga saham pada (13/1) telah meningkat lebih dari 54 kali jika dibandingkan harga pada saat IPO.

Baca Juga

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan pencapaian ini merupakan bukti kepercayaan investor terhadap strategi perseroan dalam menghadapi pandemi yang saat ini masih terjadi. 

“Saham BBRI yang menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa merupakan sinyal positif bahwa investor memberikan respon positif terhadap penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang baik oleh BRI. Sustainability itu dihargai lebih tinggi dari pada sekadar membukukan laba yang tinggi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (14/1).

Sebelumnya nilai saham BBRI pernah menyentuh titik di level terendah yang dibukukan pada 18 Mei silam harga Rp 2.160 per unit dan saat ini telah tumbuh lebih dari 120 persen dari titik terendahnya pada 2020. BRI pun mengukuhkan diri sebagai perusahaan BUMN dengan kapitalisasi pasar terbesar di pasar modal dengan kapitalisasi pasar BRI mencapai Rp 590,83 triliun.

“Perseroan optimistis kinerja pada tahun ini lebih baik dibandingkan 2020 lalu, dengan penyaluran kredit kita patok tumbuh enam persen hingga akhir 2021. Optimisme ini selaras dengan sinyal kebangkitan dari UMKM yang merupakan fokus utama bisnis BRI,” ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement