Rabu 13 Jan 2021 05:25 WIB

Kemenparekraf Dukung Pengelolaan Mangrove Bagi Ekowisata

Ekosistem mangrove selain untuk wisata juga berguna bagi ekonomi kreatif

Rep: Dedy Darmawan Nasution / Red: Hiru Muhammad
Warga mempersiapkan bibit mangrove sebelum ditanam di kawasan pesisir Desa Lam Badeuk, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Sabtu (28/11/2020). Penanaman bibit manggrove di daerah pesisir itu merupakan program rehabilitasi ekosistem mangrove yang dicanangkan pemerintah dengan target 600.000 hektare dalam tahun 2020-2024.
Foto: Antara/Ampelsa
Warga mempersiapkan bibit mangrove sebelum ditanam di kawasan pesisir Desa Lam Badeuk, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Sabtu (28/11/2020). Penanaman bibit manggrove di daerah pesisir itu merupakan program rehabilitasi ekosistem mangrove yang dicanangkan pemerintah dengan target 600.000 hektare dalam tahun 2020-2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif siap mendukung pengelolaan ekosistem mangrove untuk dapat dikembangkan menjadi pariwisata berbasis ekowisata.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, dalam keterangannya, mengatakan, ekosistem mangrove ini memiliki potensi wisata yang diminati oleh generasi milenial."Pada prinsipnya kami sangat mendukung. Kebetulan kami memiliki pengalaman mengembangkan wisata menanam bibit mangrove di Kepulauan Seribu dan di Jakarta Utara. Pengelolaan ekosistem mangrove ini bakal jadi salah satu destinasi wisata dengan minat khusus yang diminati oleh para milenial," kata Sandiaga dalam pernyataan resminya, Selasa (12/1)

Menurutnya, ide pengelolaan ekosistem Mangrove muncul sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk kelestarian lingkungan yang diharapkan dapat dimanfaatkan dengan baik di berbagai sektor termasuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Gerakan tersebut kemudian dijalankan dengan sinergi aktif berbagai kementerian di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi termasuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Lebih lanjut, Sandiaga menjelaskan, ekosistem mangrove tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk sektor pariwisata namun juga dimanfaatkan dari sisi sektor ekonomi kreatif, yakni dengan pembuatan makanan khas daerah seperti dodol, sirup, keripik, dan sebagainya.

Sandiaga menyatakan, pihaknya siap mengemas wisata mangrove dengan kekinian, yakni membuat spot instagramable dan menarik untuk dijadikan konten media sosial milenial. Hal ini bertujuan agar menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.

"Nantinya juga bisa dibuat beberapa spot yang instagramable dan juga bisa dibuat untuk Tik Tok. Jadi ini bisa dibuat Tik Tok konten yang nanti saya kerja samakan tentunya dengan Kemendes, Kemenkop UKM. Tentunya juga diperlukan langkah-langkah penyiapan seperti desain kekinian juga tidak melupakan kearifan lokal," jelas Sandiaga.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Panjaitan, berharap sinergi pelaksanaan pemulihan ekosistem mangrove dapat berjalan dengan lancar. Termasuk Kemenparekraf dapat membangun jalur wisata alam mangrove dan mengembangkan model eco-tourism berbasis mangrove."Saya kira wisata mangrove ini penting. Mangrove bagus untuk wisata. Saya pikir banyak yang bisa dibuat dari pengelolaan ekosistem mangrove," ujar Luhut.

Luhut menyarankan bagi para tour guide nantinya tidak hanya memiliki kemampuan menjelaskan wisata mangrove dari sisi lingkungannya saja, melainkan juga dari sisi manfaat kesehatan yang bisa didapat wisatawan.

"Pengalaman saya ketika meninjau di Brebes, Mangrove ini bukan hanya menarik di wisata lingkungannya, tapi juga dari kesehatannya, berjalan menyusuri Mangrove ini enak sekali udaranya sehingga baik untuk pernapasan. Nah ini juga bisa dijelaskan tour guide kepada wisatawan," ujar Luhut. 

--

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement