REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) mengatakan, PT Bank Syariah Indonesia Tbk bisa menjadi penggerak utama pengembangan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia. Direktur Eksekutif KNEKS Ventje Rahardjo Soedigno mengatakan, potensi besar bisa diraih karena BSI akan meneruskan pengembangan ekosistem halal yang sudah dirintis bank-bank pendahulunya.
"Dengan jaringan dan produk yang lengkap, BSI dapat memperkuat kapasitas industri keuangan syariah untuk melayani masyarakat," katanya dalam keterangan pers, Kamis (7/1).
Kehadirannya pun dipercaya membawa dampak positif bagi perkembangan secara umum ke depannya. Ventje mengatakan, BSI mempunyai customer base yang besar, produk lengkap, dan jaringan yang luas sehingga bisa menjadi prime mover.
BSI juga bisa memperkuat kapabilitas dan eksposur pembiayaan wholesale baik di dalam dan luar negeri, melayani segmen UMKM dengan skema value chain, serta meningkatkan kapabilitas IT dan SDM. Rencananya, BSI akan efektif beroperasi pada 1 Februari 2021 dari gabungan PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah.
Ventje mengungkapkan, BSI harus memiliki manajemen yang kuat agar dapat segera berkontribusi terhadap pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Keberadaan manajemen kuat bisa memastikan terjaganya kualitas pelayanan terhadap nasabah eksisting pun baru.
"Untuk dapat segera take-off, BSI harus memiliki Project Management yang kuat, menjaga service level kepada nasabah eksisting, secara paralel melakukan konsolidasi sistem SDM maupun tata kelola, serta membangun iklim inovasi untuk dapat terus kompetitif, efisien dan berkelanjutan," ujarnya.