Senin 04 Jan 2021 11:36 WIB

Marak Tren Digital, Mandiri Alokasikan Anggaran IT Rp 1,5 T

Perubahan pola transaksi memaksa bank perlu memperkuat segmen digital.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyiapkan belanja modal infrastruktur digital sebesar Rp 1,5 triliun pada tahun ini. Adapun anggaran ini untuk pengembangan dan penguatan digital banking perseroan.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyiapkan belanja modal infrastruktur digital sebesar Rp 1,5 triliun pada tahun ini. Adapun anggaran ini untuk pengembangan dan penguatan digital banking perseroan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menyiapkan belanja modal infrastruktur digital sebesar Rp 1,5 triliun pada tahun ini. Anggaran ini untuk pengembangan dan penguatan digital banking perseroan.

Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan, saat ini terjadi perubahan pola transaksi nasabah yang lebih banyak memanfaatkan alat pembayaran online sebagai dampak revolusi industri 4.0 dan kampanye pembatasan aktivitas sosial. Langkah ini untuk mencegah penyebaran pandemi covid-19.

Baca Juga

“Bank Mandiri terus memperkuat layanan Mandiri e-channel agar semakin simpel untuk memenuhi berbagai kebutuhan transaksional nasabah. Hasilnya, saat ini sekitar 96 persen dari total 23 juta lebih nasabah melakukan transaksi secara digital, baik dengan Mandiri ATM, EDC, Mandiri Online, Mandiri Cash Management, maupun Call Center 14000,” ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Senin (4/1).

Rudi mencatatkan jumlah pengurangan jaringan cabang sebanyak 73 cabang sepanjang 2020. Penutupan dilakukan untuk penataan lokasi pada cabang-cabang yang berdekatan termasuk beberapa cabang di Provinsi Aceh.“Dan hanya kurang dari lima persen nasabah yang masih bertransaksi di cabang,” ucapnya.

Menurutnya, penutupan kantor cabang di Provinsi Aceh juga merupakan implementasi Qanun  Nomor 11 tahun 2018 tentang Lembaga Keuangan Syariah, untuk dikonversikan menjadi jaringan cabang Bank Syariah Mandiri.

“Dengan kebijakan tersebut, jumlah kantor cabang Bank Mandiri per 30 November 2020 sebanyak 2.510 yang terdiri dari kantor cabang (KC), kantor cabang pembantu (KCP) dan kantor kas (KK),” ucapnya.

Ke depan Rudi juga menilai kehadiran cabang Bank Mandiri tetap diperlukan terutama untuk pelayanan terhadap nasabah prioritas serta memenuhi kebutuhan layanan perbankan di daerah pelosok, dengan pemahaman tingkat teknologi dan akses jaringan komunikasi yang relatif masih cukup rendah.

Rudi menyebut,sebagian besar layanan masih dilakukan di kantor cabang antara lain, penggantian buku tabungan ataupun penggantian kartu ATM. Di samping keandalan dan kemudahan, hal lain yang mendorong tingginya pemanfaatan jaringan Bank Mandiri e-channel adalah luasnya merchant partner ataupun jenis transaksi yang bisa diakomodir jaringan Mandiri e-channel, baik bagi nasabah individu maupun nasabah badan usaha.

“Nasabah Bank Mandiri tersebar luas di seluruh Indonesia, baik di kota besar maupun pelosok daerah,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement