REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Perbankan akan kebanjiran dana-dana dari program pemerintah. Salah satunya subsidi hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah melalui fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) pada 2021 senilai Rp 19,1 triliun untuk 157.500 unit rumah.
Adapun jumlah tersebut meningkat dari anggaran tahun ini senilai Rp 11 triliun. Merespon kebijakan tersebut, sejumlah bank milik negara optimis dapat menyalurkan FLPP secara optimal pada tahun depan.
Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan untuk mempercepat penyaluran kredit kepemilikan rumah (KPR) tahun depan, perseroaan akan rajin menggelar pameran. Adanya program FLPP tersebut, BTN yakin penyaluran kredit perseroan tahun depan akan tumbuh lebih agresif. "Kami optimistis bisa mencapai target tumbuh hingga tujuh persen pada 2021 dengan catatan kami bisa mendapatkan alokasi fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) di atas 75 persen," ujarnya ketika dihubungi Republika, Senin (12/12).
Sementara Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza mengatakan perseroan telah mengajukan kuota sebanyak 25 ribu unit. Pada tahap awal telah disetujui sebanyak enam ribu yang akan disalurkan pada triwulan satu 2021. “Adapun kuota 2020 sebesar 11 ribu unit dengan nilai Rp 1,5 triliun sudah berhasil disalurkan BRI seluruhnya,” ucapnya.
Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Kementerian PUPR akan menggandeng 30 bank menyalurkan FLPP tersebut. Perjanjian Kerjasama (PKS) dengan bank pelaksana itu telah dilakukan pada 18 Desember 2020. Bank tersebut terdiri dari sembilan Bank Nasional dan 21 Bank Pembangunan Daerah (BPD).