Selasa 15 Dec 2020 17:37 WIB

Mentan: Smart Green House Cetak SDM Pertanian Unggul

Dalam situasi saat ini, SDM pertanian harus bisa beradaptasi dengan industri 4.0.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL)
Foto: Kementan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan Eduwisata Smart Green House di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, Senin (14/12). Smart Green House sebagai bagian dari upaya mencetak SDM (Sumber Daya Manusia) pertanian yang unggul. 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan, Smart Green House didesain untuk menghasilkan SDM unggul dan berkualitas.

"Sebab, SDM berkualitas akan mendukung prioritas kebijakan pembangunan pertanian berbasis food security atau ketahanan pangan," kata Mentan SYL dalam siaran pers, Selasa (15/12). 

Ia menilai, dalam situasi saat ini, SDM pertanian harus mumpuni untuk dapat beradaptasi dalam industri teknologi 4.0. "Untuk mencapai kemampuan teknis dan manajerial dibidang pertanian, metode pembelajaran pendidikan vokasi melakukan pendekatan teaching factory (TEFA)," katanya. 

Apalagi, Kementerian Pertanian memiliki tanggung jawab besar menyiapkan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia. Mengingat kemajuan yang semakin pesat, Mentan SYL menilai sektor pertanian perlu didukung SDM yang mampu mengelola usaha pertanian berbasis teknologi. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi memaparkan, tujuan dibangunnya Smart Green House ini dalam rangka membangun pertanian modern berbasis teknologi. Dikatakannya, ada beberapa ciri pertanian modern. 

“Pertama adalah pemanfaatan big data, internet opting dan intelegen artifisial dalam aplikasinya. Ciri berikutnya adalah penggunaan peralatan berupa sarana dan prasarana yang canggih. Ada juga pemanfaatan bio science. Artinya apa, varietas yang dikembangkan adalah varietas yang berpotensi hasil tinggi," kata Dedi. 

Dedi berkomitmen membangun SDM pertanian yang menguasai smart agriculture dari hulu sampai hilir, dari on-farm sampai off-farm. Pada Smart Green House kecanggihan itu terlihat. Ada sensor terhadap suhu, nutrisi, kelembaban dan sensor cahaya. Semuanya akan bekerja pada saat tak memenuhi standar produktivitas tinggi. Otomatis berdasarkan penggunaan mesin dan teknologi internet. 

"Di sini teknologinya canggih. Semua bisa terkontrol menggunakan teknologi pada saat terjadi ketidaksesuaian dengan produktivitas. Smart Green House ini arahnya produktivitas yang komponennya adalah kualitas, kuantitas dan kontinuitas," papar dia. 

Ada enam unit Smart Green House pada lahan seluas 7.800 m2 yang telah selesai dibangun. Masing-masing bangunan Smart Green House berukuran 20 x 20m dengan sistem NFT (Nutrient Film Technique) yang memiliki 9.063 lubang tanam, sistem DFT (Deep Flow Technique) yang memiliki 9.063 lubang tanam dan sistem Dutch bucket 450 lubang tanam.

Bangunan Smart Green House ini juga telah dilengkapi dengan Exhause Fan, Evaporating Complete System dan Panel kontrol untuk sensor suhu dan kelembaban. Fasilitas lain dalam proyek percontohan bangunan green house ini juga tersedia satu unit sumur tanah dalam berikut dengan pompa airnya, jalan akses menuju lokasi serta pemasangan instalasi listrik.

Smart Green house merupakan hasil kolaborasi antara Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), dalam hal ini Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement