Kamis 10 Dec 2020 14:20 WIB

Mentan Syahrul Minta Perkebunan Jadi Perhatian Bersama

Subsektor perkebunan mampu memberikan kontribusi nyata pada pendapatan negara

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Kementerian Pertanian (Kementan) menyelenggarakan peringatan Hari Perkebunan ke-63 di Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (10/12). (ilustrasi)
Foto: Kementan
Kementerian Pertanian (Kementan) menyelenggarakan peringatan Hari Perkebunan ke-63 di Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (10/12). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menyelenggarakan peringatan Hari Perkebunan ke-63 di Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (10/12). Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, bahwa peringatan Hari Kebun merupakan hari bersejarah bagi perkembangan modernisasi pertanian Indonesia.

"Peringatan ini juga sebagai bentuk apresiasi kepada para petani dan pekebun di Indonesia. Sebab selama ini, subsektor perkebunan mampu memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan pendapatan negara. Karena itu subsektor perkebunan harus menjadi perhatian bersama," kata Syahrul, Kamis (10/12).

Baca Juga

Syahrul mengatakan, pandemi Covid-19 berdampak besar pada dunia usaha. Sejumlah negara bahkan mengalami resesi perekonomian yang mengakibatkan merosotnya pendapatan, jumlah lapangan kerja, serta penjualan retail yang menurun dan terpuruknya industri manufaktur.

Namun, Syahrul menambahkan bahwa sektor pertanian dalam kondisi pandemi hingga kuartal ketiga masih dapat tumbuh positif 2,15 persen. Syahrul juga menyampaikan, peringatan Hari Perkebunan seharusnya mampu menjadi pemacu semangat dan motivasi dalam mengambil peranan untuk pemulihan ekonomi nasional.

"Peringatan ini juga diharapkan bisa menjadi momentum bersama untuk menyusun strategi pengoptimalan ekspor komoditi kebun di era revolusi industri 4.0," ujarnya.

Sebagai informasi, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik, nilai ekspor pertanian Januari-Oktober 2020 adalah sebesar Rp 359,5 triliun atau naik 11,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dengan nilai sebesar tersebut, sub sektor perkebunan menjadi penyumbang terbesar ekspor di sektor pertanian dengan kontribusi sebesar Rp 326,86 triliun atau sekitar 90,92 persen.

Adapun ekspor komoditas perkebunan yang melonjak pada Januari-Oktober paling besar disumbang oleh komoditas kelapa sawit, karet, kakao, kelapa dan kopi. Ekspor perkebunan tertinggi terjadi di bulan Oktober yaitu sebesar Rp 38,46 triliun dengan kenaikan sebesar 8,76 persen dari bulan sebelumnya.

"Hal ini menunjukkan bahwa peluang ekspor komoditi perkebunan sebagai salah satu sumber devisa negara masih terus meningkat meskipun di tengah pandemi Covid-19. Upaya ini sejalan dengan program Kementerian Pertanian yang bertekad dapat mewujudkan Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor," katanya.

Ke depan, Syahrul mengatakan, subsektor perkebunan perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak, termasuk BUMN dan swasta, sehingga diharapkan nantinya terbangun Korporasi petani. Petani dan pekebun harus berada dan menjadi mitra Swasta dan BUMN, sehingga petani terangkat pendapatan dan kesejahteraannya.

"Untuk mendorong tercapainya Gratieks, Kementan terus berupaya dalam pengembangan komoditas-komoditas strategis perkebunan dalam kerangka program Gerakan Peningkatan Produksi, Nilai Tambah dan Daya Saing Perkebunan (Grasida)," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement