Senin 07 Dec 2020 15:26 WIB

Pemerintah: Sektor Pertanian Berpeluang Buka Lapangan Kerja

Kemenko Perekonomian menyebut tahun ini ada peningkatan tenaga kerja sektor pertanian

Operator mengoperasikan mesin pemanen padi di area persawahan Romang Lompoa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Kementerian Koordinator Perekonomian, Musdhalifah Machmud menyampaikan bahwa tahun ini ada peningkatan tenaga kerja pada sektor pertanian, yakni sekitar 2,23 persen.
Foto: ARNAS PADDA/ANTARA
Operator mengoperasikan mesin pemanen padi di area persawahan Romang Lompoa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Kementerian Koordinator Perekonomian, Musdhalifah Machmud menyampaikan bahwa tahun ini ada peningkatan tenaga kerja pada sektor pertanian, yakni sekitar 2,23 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  - Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Kementerian Koordinator Perekonomian, Musdhalifah Machmud menyampaikan bahwa tahun ini ada peningkatan tenaga kerja pada sektor pertanian, yakni sekitar 2,23 persen.

Menurut Musdhalifah, pergeseran itu terjadi karena pandemi Covid 19 telah membawa disrupsi pada sektor ketenagakerjaan. Kondisi ini rupanya dianggap menjadi peluang bagi masyarakat untuk menambah penghasilan. Apalagi sektor pertanian dinilai tangguh terhadap goncangan krisis seperti pandemi Covid 19.

"Ada pergeseran tenaga kerja ke sektor pertanian sehingga tenaga kerja yang ada di sektor pertanian dan kelautan menjadi 38,23 juta pekerja," kata Musdhalifah dalam dialog Serap Aspirasi: Implementasi Undang-Undang Cipta Kerja Sektor Pertanian, Kelautan & Perikanan, Lombok, NTB, Senin (7/12).

Musdhalifah mengatakan, sejauh ini sektor pertanian cukup tangguh dengan capaian positif pada kuartal II sebesar 2,19 persen (yoy) dan kuartal III sebesar 2,15 persen (yoy).

Mengenai hal ini, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa sektor pertanian merupakan kekuatan besar dalam membuka banyak lapangan kerja. Untuk itu, kata Mentan, diperlukan inovasi dan terobosan baru yang melibatkan generasi muda dalam mengoptimalkan potensi yang ada.

"Kalau berbicara ekspor berarti kita bicara perluasan lapangan pekerjaan, karena itu menjadi konsen pemerintah agar manfaat ekspor bisa dirasakan langsung oleh masyarakat luas," tuturnya.

Adapun berdasarkan data BPS, presentasi penduduk miskin di Indonesia terus mengalami penurunan. Hal ini terlihat dari gini ratio nasional di bulan Maret 2019 sebesar 0,380. Bhakan nilai tersebut memiliki posisi stagnan hingga bulan September 2019. Sedangkan rasio gini di bulan Maret 2020 berada di level 0,381.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement