REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Salesforce.com Inc telah setuju membeli aplikasi perpesanan di tempat kerja yakni Slack Technologies Inc senilai 27,7 miliar dolar AS. Aplikasi tersebut merupakan pelopor komputasi cloud karena bertaruh jangka panjang untuk pekerjaan jarak jauh, sekaligus mempertajam persaingan dengan Microsoft.
Kesepakatan itu memungkinkan Salesforce menyediakan platform terpadu bagi bisnis guna menghubungkan karyawan, pelanggan, dan mitra mereka satu sama lain melalui aplikasi yang mereka gunakan. Cara ini dapat memperkuat portofolio perusahaannya.
Bagi Slack Technologies, kesepakatan itu datang saat tengah berjuang agar sepenuhnya memanfaatkan peralihan kerja ke jarak jauh selama pandemi. Slack mengubah komunikasi di tempat kerja dengan fokus pada pesan real time yang dapat dipecah menjadi percakapan dengan grup yang berkumpul cepat, platform ini lebih gesit dibandingkan email.
Namun, gaya perpesanan yang dibantu oleh Slack menjadi ruang sangat kompetitif dengan pesaing yang lebih besar dan lama yaitu Microsoft Corp. Microsoft secara agresif mempromosikan produk Teams serupa lewat panggilan video dan suara terintegrasi.
Microsoft juga menggabungkan Teams dengan banyak paket perangkat lunak perkantorannya. Daya tarik tambahan bagi perusahaan yaitu, bisa menghemat biaya selama gangguan yang disebabkan oleh wabah.
"Kesepakatan itu memungkinkan Salesforce lebih mendalami kolaborasi dan komunikasi bisnis, dan itu bagus bagi Slack. Terutama demi menumbuhkan penetrasi mereka ke perusahaan nonteknologi," ujar Analis DA Davidson Rishi Jaluria seperti dilansir Reuters, Rabu (2/12).
Pemegang saham Slack akan menerima dana tunai sebesar 26,79 dolar AS serta 0,0776 saham biasa Salesforce untuk setiap saham Slack. Bisa juga menerima 45,5 dolar AS per saham, berdasarkan harga penutupan Salesforce pada Selasa.
Tawaran tersebut mewakili premi sebesar 54 persen sejak laporan pertama muncul pekan lalu terkait pembicaraan kesepakatan. Saham kendur dan turun sedikit menjadi 43,73 dalam perdagangan yang diperpanjang pada Selasa, sementara saham Salesforce turun di atas 4 persen.
"Saham Salesforce kemungkinan akan terikat dalam Kisaran jangka pendek, mengingat transaksi besar. Namun kami percaya pada manfaat dan kesepakatan ini bagi CRM dan melihat saham pulih," ujar Analis Barclays Raimo Lenschow.
Secara terpisah, Salesforce melaporkan pendapatan kuartal ketiga sebesar 5,42 miliar dolar AS. Menurut data IBES dari Refinitiv, angka itu mengalahkan perkiraan analis sebesar 5,25 miliar dolar AS.
Perusahaan tersebut pun mengatakan, Chief Financial Officer Mark Hawkins akan pensiun pada Januari. Lalu akan digantikan oleh Chief Legal Officer Amy Weaver.