REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Potensi pengembangan UMKM dan koperasi melalui sistem digital di Indonesia sangat besar. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyebutkan, terdapat lima faktor yang mendukung pertumbuhan e-commerce berkembang pesat di Indonesia.
Kelima faktor tersebut meliputi pengguna ponsel pintar yang semakin banyak, konsumen muda yang cerdas secara digital, meningkatnya partisipasi UMKM dalam pasar online, pertumbuhan investasi dalam e-commerce, serta kebijakan pemerintah Indonesia yang mendukung pasar e-commerce.
"Program digitalisasi koperasi dan UMKM menjadi salah satu agenda prioritas," kata Teten dalam Webinar Kanwil BI Provinsi Kalimantan Timur, Senin (30/11).
Program ini diperkuat dalam UU Cipta Kerja yang belum lama ini disahkan DPR. UMKM saat ini, kata dia, baru sekitar 16 persen dari total atau 10,25 juta yang sudah terhubung ke ekosistem digital.
Pemerintah menargetkan jumlah UMKM yang dapat masuk dalam ekosistem digital mencapai 20 persen dari total UMKM yang jumlahnya mencapai 60,4 juta unit. Sementara koperasi masuk ekosistem digital baru sekitar 906 koperasi atau 0,73 persen dari 123 ribu koperasi aktif.
Teten melanjutkan, transformasi digital perlu dukungan semua pihak. Kolaborasi antar pemerintah pusat dan daerah, perguruan tinggi, pelaku usaha, komunitas dan media adalah pilar pentaheliks.
"Kelima unsur tersebut perlu memiliki visi yang sama untuk mendorong masyarakat koperasi dan UMKM memasuki ekosistem digital," ungkap Teten.
Bagi dia, besarnya potensi ekonomi digital di Indonesia merupakan kesempatan yang harus dimanfaatkan oleh seluruh gerakan Koperasi dan UMKM. Google, Temasek, dan Bain Research telah merilis kembali potensi ekonomi digital Indonesia pada 2025 senilai 124 miliar dolar AS atau setara Rp 1.736 triliun.