REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian BUMN mengajak peran aktif Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam membina kepribadian seluruh karyawan BUMN, terutama kalangan Muslim agar terjadi penerapan akhlak sebagai nilai baru untuk meningkatkan kinerja di setiap perusahaan BUMN.
Para ulama dari kalangan Nahdliyin akan dilibatkan untuk mengisi ceramah dan kajian di berbagai masjid yang terdapat di seluruh perkantoran BUMN.
Kerja sama dalam syiar Islam tersebut merupakan kelanjutan dari kolaborasi antara Kementerian BUMN dan PBNU yang ditandatangani pada September lalu dan meliputi banyak program terkait pemberdayaan sumber daya manusia, optimalisasi peran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), hingga pembinaan masyarakat dan tanggung jawab sosial serta lingkungan.
Keterlibatan para kiai dan ustaz dari NU untuk mengisi kajian dan ceramah di lingkungan masjid BUMN merupakan bagian dalam pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia agar sesuai dengan Alquran dan As-Sunnah sebagai asas pokok pembentukan jati diri Muslim.
"Ajaran Islam yang disyiarkan NU serupa dengan pencanangan nilai akhlak di BUMN, yakni bertujuan membangun dan mengembangkan insan masyarakat yang bertakwa kepada Allah, cerdas, terampil, berakhlak mulia, tenteram, adil, dan sejahtera. Kami melibatkan peran aktif NU agar Islam ramah ala NU dapat mewarnai pemahaman keagamaan di lingkungan seluruh BUMN," ujar Menteri BUMN Erick Thohir di Jakarta, Kamis (19/11).
Dalam waktu dekat, kata Erick, para kiai dan ustaz dari NU akan menjadi khatib dan imam ibadah shalat Jumat di 22 masjid yang ada di lingkungan perusahaan BUMN di Jakarta dan Tangerang. Tercatat, ada tujuh masjid di Jakarta Pusat, sembilan di Jakarta Timur, empat di Jakarta Selatan, serta masing-masing satu masjid di Jakarta Utara dan Tangerang yang menjadi inisiator kerjasama syiar Islam tersebut. Semua masjid tersebut berada dalam lingkungan 17 perusahaan BUMN.
"Saya berharap, program ini bisa membentuk seluruh karyawan BUMN memiliki akidah yang benar berdasarkan ilmu, menjadikan Alquran dan As-Sunnah sebagai pedoman dalam memahami tauhid yang sesuai pemahaman Salafush Shalih, sekaligus membentengi dari pemikiran-pemikiran yang menyimpang dalam Islam," kata Erick.