REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo memastikan, pasokan beras dalam negeri aman hingga pertengahan tahun depan. Ia mengatakan, proyeksi kebutuhan dan produksi beras telah dihitung dan proses penanaman telah dimulai.
"Kita siapkan beras aman untuk dua tahun (2020-2021) karena ini yang saya fokuskan," kata Syahrul dalam Jakarta Food Security Summit Kamar Dagang dan Indonesia (Kadin) Indonesia ke-5 yang digelar secara virtual, Rabu (18/11).
Ia mengatakan, proyeksi sisa pasokan beras pada akhir 2020 sebanyak 6 juta ton. Stok itu nantinya bisa menjadi stok awal tahun 2021. Adapun, untuk produksi selanjutnya, dihasilkan dari musim tanam pertama (MT I) periode Oktober 2020 - Maret 2021 yang telah dimulai.
MT I ditargetkan bisa dilakukan dengan total luasan lahan 8 juta hektare. Jika tercapai, diproyeksikan produksi gabah setara beras bisa mencapai 18,5 juta ton. "Ini akan menjadi persediaan beras kita untuk periode dari Januari - Juni 2021," ujarnya.
Dari kalkulasi itu, Syahrul mengatakan total produksi beras secara ideal akan mencapai sekitar 24,5 juta ton. Adapun untuk konsumsi sepanjang Januari-Juni 2020 diperkirakan sekitar 15 juta ton sehingga masih terdapat sisa persediaan beras sekitar 9 juta ton.
"Jadi kita sudah persiapkan dari kondisi saat ini dan sampai Juni mudah-mudahan tercukupi," kata dia.