REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa berharap tren positif pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat berlanjut hingga kuartal IV 2020. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi RI pada akhir tahun tak minus.
"Dengan optimisme ini mudah-mudahan di kuartal IV dengan adanya tren yang membaik dan konsumsi pemerintah akan tumbuh setidak-tidaknya sama besarnya dengan kuartal III, maka kita bisa menutup akhir tahun ini yang akan mendekati nol (persen) atau bahkan beberapa dot di atas nol," kata Suharso Monoarfa dalam konferensi pers di Kantor Presiden Jakarta, Kamis.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III terkontraksi minus 3,49 persen. Kontraksi ini mengecil dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi kuartal II yakni minus 5,32 persen.
BPS juga mencatat secara kuartalan pertumbuhan ekonomi Indonesia naik 5,05 persen. "Itu harapan yang kita lihat karena pertumbuhan kuartal II ke kuartal III di atas 5 persen. Kemudian PMI (Purchasing Managers' Index) kita juga mendekati 52. Ini tanda-tanda baik," tambah Suharso.
Selanjutnya untuk menyambut 2021 Suharso berharap seluruh program pemerintah yang dipersiapkan dapat langsung dimulai. "Kita menghendaki semua yang bisa kita luncurkan pada 2021 dapat kita selesaikan seluruhnya, proses administrasi di November dan Desember ini sehingga belanja pemerintah sekali lagi akan menjadi prime mover, lokomotif untuk mengangkat konsumsi masyarakat," ungkap Suharso Monoarfa.
Ia pun optimis pertumbuhan kuartal IV dibanding kuartal III 2020 akan tumbuh di angka 5 persen. "Pertumbuhan saya kira optimisme tetap di angka 5 persen. Mudah-mudahan bisa kita capai dengan berbagai alasan," tambah Suharso.
Dalam konferensi pers yang sama Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa perekonomian dunia mulai pulih dari tekanan pandemi Covid-19. Beberapa sektor lapangan usaha, menurut Menko Airlangga, juga mengalami perbaikan di paruh ketiga tahun ini, dibandingkan paruh kedua 2020. Namun jika melihat pertumbuhan lapangan usaha secara tahun ke tahun (yoy), memang masih terdapat perlambatan di beberapa sektor.
"Kita lihat secara sektoral, pertanian, pertambangan, pengolahan. Secara kuartal ke kuartal, pengolahan naik 5,25 persen dan juga pengadaan berbasis recycle juga naik 8 persen. Warehousing juga naik melonjak tinggi itu mendorong konsumsi membaik itu 24,48 persen," ujar Airlangga.
Ia berharap pemulihan perekonomian terus berlanjut di kuartal IV-2020. Dia melihat beberapa indikator makro-ekonomi seperti indeks manufaktur, data penjualan kendaraan bermotor, indeks keyakinan konsumen, dan penjualan ritel terus menggeliat.