REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni sudah memasuki lima tahun mengoperasikan kapal tol laut. Kepala Kesekretariatan Perusahaan Pelni Yahya Kuncoro optimistis pada kuartal empat tahun ini, kinerja tol laut dapat terus meningkat.
"Peningkatan ini seiring dengan bertambahnya kebutuhan masyarakat Indonesia, terutama di daerah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan (3TP)," kta Yahya, Rabu (4/11).
Dia mengharapkan, pada tahun kelima ini, masyarakat semakin merasakan manfaat dari adanya program yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Terutama, kata Yahya, untuk menjamin konektivitas ekonomi antar pulau dan menekan disparitas harga barang.
Pelni sudah mengoperasikan kapal tol laut sejak 4 November 2015. Direktur Usaha Angkutan Barang Pelni Masrul Khalimi mengatakan sepanjang waktu tersebut, Pelni telah mendistribusikan muatan tol laut sebanyak 22.497 TEUs ke wilayah-wilayah 3TP.
Masrul merinci, muatan tahun pertama atau pada 2015, kapal tol laut Pelnitercatat hanya membawa muatan sebanyak 99 TEUs. “Tapi kepercayaan masyarakat terus tumbuh dari tahun ke tahun untuk memanfaatkan kapal tol laut. Tahun 2020 ini, total muatan tol laut sebesar 6.637 TEUs, terdiri atas 4.401 TEUs muatan berangkat dan 2.236 TEUs untuk muatan balik,” jelas Masrul.
Khusus untuk tahun ini, Pelni mengoperasikan dua kapal tol laut ke Morotai. Masrul mengatakan kapal tersebut yakni KM Logistik Nusantara atau Lognus 3 dan KM Lognus 6.
“Morotai sudah masuk dalam trayek tol laut sejak 2017. Tapi mulai September 2020 kemarin, pemerintah setempat meminta satu tambahan kapal tol laut karena muatan balik yang tidak terangkut hanya dengan satu kapal," ungkap Masrul.
Masrul menilai, lenambahan kapal tol laut di Morotai membuktikan terjadi peningkatan perekonomian di wilayah tersebut. Selain merangsang iklim usaha lokal, Masrul menuturkan, jadwal kapal tol laut secara regular juga berperan besar dalam menurunkan dan menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok di Morotai.