REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Destiawan Soewardjono menyampaikan perusahaan telah melunasi obligasi sebesar Rp 1,15 triliun. Obligasi tersebut jatuh tempo pada 16 Oktober 2020.
"Untuk obligasi yang jatuh tempo di Oktober sudah tersedia dananya dan sudah dibayarkan," ujar Destiawan saat paparan publik Waskita Karya di Jakarta, Selasa (27/10).
Direktur Keuangan Waskita Karya Taufik Hendra Kusuma menambahkan, perusahaan telah melunasi seluruh kewajiban publik berupa obligasi yang jatuh tempo pada Oktober. Taufik menyebut sumber pendanaan untuk melunasi Obligasi berasal dari fasilitas perbankan.
"(Fasilitas perbankan) ini sifatnya sementara karena sebenarnya kami melunasi dari perolehan piutang yang sedang kami rencanakan, tapi karena ini bergeser sedikit sehingga kami butuh fasilitas perbankan sampai piutang tersebut diperoleh," ucap Taufik.
Waskita, lanjut Taufik, juga berencana menerbitkan surat utang baru berupa obligasi senilai Rp 2 triliun. Kata Taufik, sudah ada diskusi dengan para calon investor. Namun begitu, Waskita masih melihat kondisi pasar dan perekonomian ke depan mungkin.
"Kami kami timbang dulu tetapi secara prinsip berjalan ke arah tersebut," ungkap Taufik.
Sebelumnya, Senior Vice President Corporate Secretary Waskita, Ratna Ningrum, menyebut dana pelunasan telah efektif masuk ke Kustodian Sentral Efek Indonesia pada Kamis (15/10) siang.
"Dana sudah kami sampaikan ke KSEI dan sudah efektif untuk dapat didistribusikan kepada para pemegang obligasi," ujar Ratna dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (16/10).
Ratna menjelaskan obligasi jatuh tempo yang dimaksud adalah Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Tahun 2015 Seri B senilai Rp 1,15 triliun. Obligasi bertenor 5 tahun tersebut memiliki tingkat bunga sebesar 11,10 persen serta mendapatkan peringkat idBBB+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Ratna mengatakan transaksi tersebut menjadi pelunasan obligasi kedua untuk Waskita selama Oktober 2020. Pada 6 Oktober, kata Ratna, Waskita telah terlebih dahulu melunasi obligasi senilai Rp 1,37 triliun sehingga total pelunasan obligasi Waskita pada Oktober adalah sebesar Rp 2,52 triliun. Sebelumnya, ucap Ratna, seluruh pelunasan obligasi tersebut menggunakan dana yang berasal dari kas internal perusahaan dan juga fasilitas perbankan.
"Setelah sukses dalam pelunasan obligasi, Waskita juga tengah fokus dalam mengejar target kinerja diantaranya perolehan Nilai Kontrak Baru," ucap Ratna.
Hingga 30 September, kata Ratna, emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia sejak 19 Desember 2012 itu telah mencatatkan perolehan nilai kontrak baru sebesar Rp12,2 Triliun. Pencapaian tersebut masih ditopang proyek-proyek infrastruktur konektivitas dan pengairan. Waskita tetap optimistis untuk mencapai target nilai kontrak baru sebesar Rp 26 triliun sampai Rp 27 triliun di akhir tahun ini.
"Saat ini Waskita tengah mengikuti beberapa tender proyek jalan tol, pengairan, dan pipanisasi serta beberapa proyek yang berlokasi di luar negeri," kata Ratna.