REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,12 triliun pada kuartal tiga 2020. Adapun realisasi ini tumbuh 39,72 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 801 miliar.
Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan berbagai langkah penguatan yang telah dilakukan oleh perseroan mulai menunjukkan hasil positif. Perseroan telah melakukan penguatan sisi kualitas aset, likuiditas, permodalan, bisnis, hingga langkah efisiensi.
“Di tengah tekanan akibat pandemi, kenaikan laba bersih BTN menjadi bukti strategi yang kami lakukan berada pada jalur yang tepat. Hingga akhir tahun nanti, kami optimistis target laba bersih akan tercapai,” ujarnya saat konferensi pers virtual, Kamis (22/10).
Pahala menjelaskan laba bersih perseroan ditopang oleh penurunan beban bunga dan efisiensi. Adapun beban bunga turun 3,49 persen menjadi Rp 11,95 triliun pada kuartal tiga 2020.
“Penurunan beban bunga tersebut ditopang oleh aksi korporasi dalam pemangkasan dana mahal,” ucapnya.
Menurutnya pemangkasan tersebut mampu menekan cost of fund (CoF) sebesar 70 basis poin sejak akhir 2019. Adanya strategi efisiensi yang dilakukan BTN mampu menekan angka cost to income ratio (CIR).
“Pada September 2020, CIR BTN turun 141 bps dari 57,13 persen pada September 2019 menjadi 55,72 persen,” ucapnya.
Perseroan juga mencatatkan kenaikan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 18,66 persen dari Rp 230,35 triliun pada kuartal tiga 2019 menjadi Rp 273,33 periode yang sama tahun ini. Kenaikan DPK menekan loan to deposit ratio (LDR) ke level 93,26 persen pada kuartal tiga 2020.
“Perolehan positif DPK juga memperkuat liquidity coverage ratio (LCR) perseroan level 178,40 persen per kuartal III 2020 atau naik dari LCR pada kuartal III 2019 sebesar 131,12 persen,” ucapnya.
Dari sisi permodalan, BTN mencatat capital adequacy ratio (CAR) sebesar 18,95 persen pada September 2020 atau naik dari 16,88 persen pada bulan yang sama tahun lalu.
“Peningkatan ini juga turut membuka ruang gerak yang lebih luas bagi BTN untuk melakukan fungsi intermediasinya,” ucapnya.