REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Platform pemesanan dan manajemen hotel daring di Asia Tenggara RedDoorz optimistis atas upaya pemerintah dalam membangkitkan lagi industri perhotelan yang terhantam pandemi Covid-19.
"Kami optimistis, pemerintah sedang membuat banyak program yang membantu perhotelan, pariwisata domestik juga staycation," kata VP Operations of RedDoorz Adil Mubarak dalam konferensi pers virtual, Kamis (22/10).
Adil menuturkan, masa ini sebaiknya dimanfaatkan sebagai peluang untuk melakukan riset. Juga memanfaatkan teknologi untuk membuat konsumen merasa aman menginap di hotel.
Selain itu, manajemen hotel dapat menyempurnakan standard kebersihan dan kesehatan yang jadi pertimbangan utama. Juga melatih para staf agar lebih siap menyambut tamu mancanegara, termasuk memberi pelatihan bahasa Inggris.
RedDoorz percaya pada upaya pemerintah dalam memulihkan kembali industri ini. "Oleh karenanya, kami selalu terbuka untuk dapat bahu-membahu bersama pemerintah untuk meningkatkan kembali industri pariwisata dan perhotelan di Indonesia," kata Adil.
Saat industri ini kembali normal, lanjut Adil, RedDoorz telah siap menjadi perusahaan pertama yang mampu meraih pertumbuhan penuh. Juga senantiasa terus memberikan nilai lebih kepada konsumen dan para pemangku kepentingan terkait.
Meski situasi belum memungkinkan turis mancanegara untuk berbondong-bondong datang ke Indonesia, tetap ada harapan karena pasar domestik juga besar. "70 persen tamu kami pun kembali lagi untuk menginap," kata dia.
Adil menuturkan, RedDoorz Indonesia mengalami peningkatan bisnis yang positif pada kuartal ketiga 2020. RedDoorz mencatat peningkatan sebesar 80 persen dalam pemesanan kamar dan peningkatan tingkat hunian hingga 50 persen selama Maret hingga Oktober 2020.
Angka ini lebih di atas rata-rata okupansi nasional sebesar 36 persen, berdasarkan Laporan STR Hotel Database, perusahaan bisnis intelijen independen untuk hospitality.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menyatakan pemerintah mengucurkan dana hibah khusus pariwisata senilai Rp 3,3 triliun untuk membantu pemerintah daerah dan pelaku usaha di sektor tersebut.
Dana hibah tersebut ditujukan untuk membantu pemerintah daerah serta industri, hotel dan restoran yang saat ini sangat mengalami penurunan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta gangguan finansial akibat pandemi Covid-19.
Kemenparekraf berharap dapat membantu peningkatan pelaksanaan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability) atau kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan di destinasi wisata. Hal ini agar tercipta rasa aman dan nyaman bagi wisatawan saat berkunjung.