REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Bitcoin and Crypto Asset Exchange menyatakan sistem Decentralized Finance (DeFi) paling diminati di dunia aset kripto. DeFi merupakan sistem moneter yang terbuka (open finance) yang dibangun di atas teknologi blockchain dan memiliki sifat desentralisasi.
Chief Technology Officer (CTO) Indodax William Sutanto mengatakan, DeFi memungkinkan orang-orang mendapatkan pinjaman dengan menjaminkan aset kripto yang mereka miliki. Sebaliknya, DeFi juga bisa mendapatkan bunga dengan menjaminkan aset kripto yang dimiliki.
"Seluruh sistemnya berjalan otomatis menggunakan teknologi blockchain tanpa ada admin yang mengontrol," ujar William, Jumat (16/10).
Menurutnya DeFi merupakan ekosistem baru di dalam dunia blockchain yang bisa menjawab kebutuhan para developer (pengembang) blockchain yang membutuhkan pendanaan. William mempercayai DeFi akan menjadi solusi masa depan sebagai mekanisme simpanan (saving) dan pinjaman (lending).
"DeFi akan terus melahirkan inovasi-inovasi baru yang nantinya akan mempermudah transaksi keuangan digital," kata William.
Seluruh developer, kata William, terus berinovasi sistem DeFi. Sehingga ini akan semakin ramai dan benar-benar hadir untuk menjadi solusi atas permasalahan keuangan di seluruh dunia.
Dari sisi lain, perkembangan blockchain dan cryptocurrency melahirkan inovasi baru yang berujung pada pembuatan token untuk menjalankan ekosistem blockchain yang dibentuk. Sekelompok programmer open source baru-baru ini menciptakan 'token cebong' yang diberi nama Tadpole Finance.
"Token cebong merupakan inovasi eksperimen DeFi berbasis blockchain yang berjalan otomatis tanpa ada perusahaan yang mengatur," kata dia.
Tadpole Finance didirikan atas dasar tingginya minat DeFi di dunia aset kripto. Meskipun masih experiment project di bidang blockchain, Tadpole diharapkan dapat merevolusi dunia finansial ke depannya.