REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank syariah hasil merger akan masuk top 10 bank nasional dengan aset sekitar Rp 240 triliun. Ketua Tim Project Management Office dan Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Hery Gunardi menyampaikan posisinya akan berada di nomor tujuh atau delapan.
"Bank juga akan memiliki potensi 10 bank syariah teratas secara global berdasarkan kapitalisasi pasar," katanya dalam konferensi pers virtual Penandatanganan Conditional Merger Agreement Bank BUMN Syariah, Selasa (13/10).
Hery mengatakan, merger akan sah secara legal diharapkan pada Februari 2021 atau kuartal pertama. Dengan total aset sekitar Rp 220 triliun-Rp 225 triliun. Diproyeksikan pada tahun 2025, diharapkan aset bank ini bisa mencapai Rp 390 triliun, pembiayaan mencapai Rp 272 triliun, dan pendanaan Rp 335 triliun.
Pertumbuhan ini dengan asumsi pertumbuhan konservatif setiap tahunnya. Bank merger akan memiliki produk yang lengkap, mulai dari wholesale, consumer, retail, UMKM, dengan berbagai produk dan layanan yang handal.
"Ibaratnya ini jadi satu atap ada semua produk, lebih beragam produknya," kata dia.
Ia menambahkan merger merupakan upaya dan komitmen dalam pengembangan ekonomi syariah. Juga menjadi pilar baru kekuatan ekonomi nasional, mendorong Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah global.